"Kebetulan di jembatan ini di tengahnya ada bangunan, sehingga kayu-kayu terhenti yang menyebabkan luapan," jelasnya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memastikan tidak ada illegal logging yang menyebabkan banjir bandang dan meluapnya di sungai Badeng di Jembatan Wonorekso, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
"PVMBG telah memperkirakan ada 2 juta meter kubik longsoran di bukit Pendil. Jadi tanah lava ratusan tahun yang karena cuaca tinggi mengakibatkan longsor, dari potongan pohon dengan akarnya, jadi ini peristiwa alam, tidak ada illegal logging," kata Anas usai meninjau kawasa banjir bandang, Jumat (22/6).
Sungai Badeng melintasi empat kecamatan di Banyuwangi, mulai dari Songgon, Singojuruh, Rogojampi dan Blimbingsari. Luapan lumpur, batu dan material kayu di jembatan Wonorekso, terjadi akibat gorong-gorong jembatan tertutup material kayu.
"Kebetulan di jembatan ini di tengahnya ada bangunan, sehingga kayu-kayu terhenti yang menyebabkan luapan," jelasnya.
Hinga saat ini sejumlah bantuan darurat seperti makanan telah disiapkan dengan mendirikan dapur umum. Banjir bandang membuat 300 rumah di 4 dusun di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, terkena luapan lumpur. Sementara 15 di antaranya rusak berat dan dua rumah dikabarkan hilang tersapu banjir bandang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
"Soal rumah tentu tidak langsung dibangun, perlu waktu. Ini masih perlu proses normalisasi dan evakuasi pohon besar Ini akan segera kita tuntaskan. Kita akan standby kan alat berat di jembatan yang secara konstruksi menghambat aliran," jelasnya.
Salah satu warga yang tinggal di luapan sungai Badeng, Ani (35) mengatakan luapan sungai sudah mulai terasa sejak pukul 00.00 WIB dan meluap pada pukul 09.00 WIB. "Jadi kami semua sudah keluar rumah untuk jaga-jaga kalau meluap. Meluapnya jam 9 pagi tadi, kurang lebih selama satu jam lumpur meluap," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi, Eka Muharam menambahkan, curah hujan yang tinggi menyebabkan material longsor di Bukit Pendil lereng Gunung Raung terbawa ke Sungai Badeng. "Ini sudah kali kedua luapan lumpur terjadi. Kami dengan PVMBG Bandung telah mendata tidak ada illegal logging di sana, ini murni peristiwa alam. Luasan longsor sampai 300 meter, itu ada di dua tebing sekitar 2 kilometer panjangnya. Sedimen longsor itu sebanyak 2 juta meter kubik, dan longsornya masih terus bertambah seiring intensitas curah hujan," katanya.
Saat ini pembersihan jalan akan dioptimalkan agar malam nanti diharapkan sudah bisa kembali dilalui. "Kami terjunkan tiga unit alat berat untuk mengeruk material lumpur. Kami sudah koordiasi degan Forpimda untuk segera membersihkan, nanti malam semoga sudah bisa dilalui," ujar Anas.
Luapan lumpur terjadi akibat longsor di Bukit Pendil, Gunung Raung yang terbawa ke Sungai Badeng akibat meningkatnya curah hujan selama sepekan terakhir. "Dari laporan PVMBG, ada 2 juta meter kubik longsoran di atas. Ada material kayu yang terpotong juga dengan akarnya, jadi ini peristiwa alam," katanya.
Saat meninjau, Anas mengetahui perlu adanya perbaikan gorong-gorong jembatan yang mengakibatkan tersumbat material kayu beserta lumpur. "Dalam jangka pendek kami akan atasi dulu 10 rumah yang terdampak. Dan sebelahnya ada saluran yang berpotensi mengganggu 500 hektare sawah, ini akan segera kami atasi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan, Dinas PU Provinsi Jawa Timur, Aristyorini menambahkan, akan segera mengajukan perbaikan jembatan untuk mengantisipasi banjir bandang susulan. "Bulan depan target realisasinya, kami ajukan dulu agar diperlebar agar kemungkinan meluap tidak terjadi lagi," katanya.