"Ini sebagai upaya agar stabilitas harga sembako dan kebutuhan lainnya di Banyuwangi ini tetap terjaga," terang Hary.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tak hanya menggelar operasi pasar (OP), Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, juga membuka pasar murah bagi masyarakat. Pelbagai jenis barang seperti pakaian dan sembako dijual dengan harga lebih kompetitif.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, mengatakan pasar murah ini sebagai upaya menekan inflasi selama Ramdan dan jelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2016.
"Ini sebagai upaya agar stabilitas harga sembako dan kebutuhan lainnya di Banyuwangi ini tetap terjaga," terang Hary, Senin (20/6).
Fasilitas pasar murah ini dilakukan atas kerja sama Disperindagtam dengan sejumlah pasar modern, distributor, Badan Usaha Logistik (Bulog) Banyuwangi, PT Pertanian Negara Indonesia (Pertani) dan Asosiasi Kerajinan Kuliner Kaos, Aksesoris dan Batik (AKRAB).
"Pasar murah ini sudah kita gelar sejak 8 Juni lalu, dan akan berakhir pada 5 Juli 2016 mendatang. Pasar murah ini kita gelar di lima titik berbeda," ungkap Hary.
Lima titik itu antara lain; di Halaman Parkir Kantor Disperindagtam, di Pasar Singojuruh, di RTH Maron, Kecamatan Genteng, di Balai Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar dan di Balai Kantor Kecamatan Wongsorejo.
"Kami buka setiap hari, mulai dari pukul 08.00 sampai 14.00 WIB. Pelaksanaannya, selain di Kantor Disperindagtam, untuk di wilayah luar Banyuwangi kami gelar di balai desa dan kecamatan," ujarnya.
Hary juga mengatakan, di pasar murah ini, kebutuhan pokok yang paling banyak diburu masyarakat, karena harganya jauh lebih murah dari harga pasaran. "Meski harganya murah, tiap titik tidak sama. Harganya bisa bervariasi. Tergantung harga promosi yang diberlakukan distributor yang terlibat saat itu," paparnya.
Kendati harganya berbeda di setiap titik, Hary memastikan kalau semua barang yang dijual di pasar murah harganya jauh di bawah harga pasaran. "Seperti gula misalnya. Untuk gula ini langsung dipasok Bulog, sehingga lebih murah dari pasaran," katanya lagi.
Dia menambahkan, gula di pasar murah, dikemas lebih bagus dengan merek: Gupalas. "Kalau dibanding gula yang dijual di OP, yaitu Rp 12.750 per kilogram, Gupalas di pasar murah sedikit lebih mahal. Namun tetap lebih murah dibandingkan harga gula di pasaran," ujar Hary.
Alhasil, karena harganya jauh lebih murah dengan harga pasaran, banyak warga memanfaatkan pasar murah untuk memenuhi kebutuhan jelang Lebaran. Salah satunya Budi Utomo, yang memborong sembako di pasar murah.
Budi mengaku membeli 200 kilogram gula, satu karton mie instan, satu karton minyak goreng, dan satu sak beras isi 5 kilogram. "Harganya murah banget, selisihnya lumayan dengan harga di pasar. Makanya saya sengaja beli gula banyak di sini buat bingkisan Lebaran," ucap Budi.
Sementara pasar murah yang digelar di RTH Maron, Kecamatan Genteng, kebutuhan favorit yang diburu pengunjung adalah bawang merah. Sebab harganya jauh lebih murah, yaitu Rp 15 ribu per kilogram. Sementara di pasaran, dijual Rp 27 ribu per kilogram.
"Ini bentuk kepedulian kami agar masyarakat bisa menikmati sembako dengan harga murah," kata pemilik UD Mantab Jaya, Imam Sembirinx selaku pemasok bawang merah di pasar murah Banyuwangi.
Selanjutnya, setelah digelar di Pasar Singojuruh, RTH Maron, Desa Sumberberas dan Wongsorejo, pasar murah akan kembali digeser di Halaman Parkir Kantor Disperindagtam pada 29 Juni hingga 5 Juli 2016.