Selama perjalanan kirab, rombongan akan bersilaturahim kepada para kiai serta pengurus NU di daerah, berdialog dan bersosialisasi dengan warga NU
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi menjadi titik awal keberangkatan laskar kirab resolusi jihad 2016 dalam rangka Hari Santri Nasional yang diperingati 22 Oktober mendatang. Kirab ini dilepas langsung Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulloh Yusuf dari Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi. Menariknya, keberangkatan mereka diiringi sholawat nabi dan pawai ribuan santri se- Banyuwangi.
Usai dilepas, sebanyak 80 peserta dari Jakarta akan melakukan kirap dengan menempuh jarak 2 ribu kilometer. Mereka akan melakukan perjalanan darat selama sepuluh hari dari Banyuwangi hingga kembali ke Jakarta. Para peserta ini merupakan perwakilan seluruh lembaga dan badan otonomi di bawah PBNU.
Bak tamu besar, keberangkatan mereka diiringi dengan pawai ribuan santri seantero Bumi Blambangan. Menggunakan lima bus dan puluhan mobil, iring-iringan santri ini mengelilingi wilayah Banyuwangi. Rutenya, start dari lapangan Ponpes Darussalam Blokagung ke arah Genteng, Cagaan, Yosomulyo, Jajag, Benculuk, Srono, Rogojampi, Banyuwangi, ke Wongsorejo. Suara rebana dan sholawat nabi menambah semarak suasana arak-arakan di sepanjang jalan protokol.
“Sesampainya di Wongsorejo, peserta kirap akan serahterima kepada pengurus NU Kabupaten Situbondo yang selanjutnya akan mengawal peserta hingga tujuan berikutnya. Begitu seterusnya, iring-iringan akan dilakukan secara estafet antar daerah tujuan,” kata Ketua PC IPNU Banyuwangi, M. Yahya Muzakki, Kamis (14/10).
Selama perjalanan kirab, rombongan akan bersilaturahim kepada para kiai serta pengurus NU di daerah, berdialog dan bersosialisasi dengan warga NU. Selain itu peserta kirab juga akan melakukan ziarah ke makam pendiri dan pejuang NU. Oleh karena itu, mereka diharapkan benar-benar menjaga semangat kekhidmatan kirab karena bernilai sejarah.
Dari Banyuwangi, peserta kirab dijadwalkan akan mengunjungi Situbondo, Probolonggo, Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Bangkalan dan Bubutan. Selanjutnya rombongan akan memasuki Surabaya, Mojokerto, Rejoso, Jombang, Kertosono dan Kediri pada keesokan harinya. Dan disusul rute berikutnya. Terakhir rombongan kirab akan mengikuti Upacara Hari Santri di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Sabtu 22 Oktober.
Wakil Gubernur Jatim Syaifulloh Yusuf mengatakan kirab ini dilakukan untuk menghargai sejarah dan mengenang jasa para santri dan pejuang yang telah berkorban memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. “Kemerdekaan kita ini bukan hadiah dari Penjajah, namun buah dari pengorbanan para syuhada’. Untuk merebut kemerdekaan, para ulama, santri dan rakyat bahu-menbahu membela negara. Melalui kirab ini, kita napak tilas perjuangan para ulama dan meneladaninya,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Syaifulloh Yusuf.
Pada kesempatan itu, Gus Ipul juga mengajak ribuan santri yang hadir di sana untuk mempertebal kecintaan terhadap negeri serta meningkatkan kedisiplinan dan kompetensi diri. “Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean, persaingan semakin ketat. Karenanya selain akhlak yang baik, bekali diri kalian dengan keterampilan agar bisa bersaing sehat dan melahirkan pengusaha-pengusaha santri di Indonesia,” kata Gus Ipul yang juga mengajak para santri untuk waspada terhadap bahaya narkoba, pornografi, kekerasan seksual dan perilaku seksual menyimpang yang sekarang marak terjadi pada usia remaja.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan bangga karena Banyuwangi dipilih menjadi start kirab ini. Bupati pun menyemangati para santri agar lebih percaya diri. “Santri tidak boleh minder karena sekarang santri sudah diakui dalam tataran resmi pemerintah. Santri bisa memberi sumbangsih yang hebat bagi bangsa. Apalagi saat ini dunia juga sudah mengakui bahwa sistem pendidikan di pondok pesantren mampu mengamankan generasi muda. Bahkan sistem boarding school juga mengadopsi sistem pendidikan ponpes. Kita harus bangga menjadi santri,” kata Bupati yang juga alumni ponpes ini.