1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ekspor padi organik di Banyuwangi sudah capai 100 ton per tahun

"Peluang pasarnya luar biasa, 30-40 persen. Sekarang sudah ekspor ke China, Malaysia, Eropa, dan sebagainya," kata Arief.

Bupati Anas saat panen padi organik. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 27 Juli 2017 16:52

Merdeka.com, Banyuwangi - Luasan pertanian padi organik di Kabupaten Banyuwangi, secara bertahap akan terus diperluas. Dari lahan produktif pertanian seluas 65.000 hektare, saat ini sudah ada sekitar 250 hektare yang sudah mulai konsisten menanam padi dengan sistem organik. Hal ini akan terus dikembangkan karena peluang pasar global padi organik dinilai lebih besar, mencapai 30-40 persen.

"Peluang pasarnya luar biasa, 30-40 persen. Sekarang sudah ekspor ke China, Malaysia, Eropa, dan sebagainya. Ekspor saat ini sudah 100 ton per tahun," ujar Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, saat mengunjungi pagelaran Makarya Tani di Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kamis (27/7).

Arief menjelaskan, di Banyuwangi tahun ini mulai mengembangkan pertanian padi organik di tujuh kecamatan. Antara lain, di Kecamatan Glenmore, Singojuruh, Rogojampi, Licin, Glagah, Songgon dan Kalibaru dengan luasan per kecamatan antara 40-50 hektare. Sementara tahun lalu, masih dikembangkan di tiga kecamatan dengan luas 120 hektare. Meski pengembangannya dua kali lipat dibanding tahun lalu, petani padi organik harus terus mendapatkan pendampingan, karena syarat menjadi organik tidak mudah.

"Kendalanya tidak semua pemahaman petani sama. Sementara padi organik butuh lahan khusus, air terseleksi sampai benihnya juga harus terseleksi. Jadi butuh proses edukasi. Untuk jadi organik butuh waktu minimal 3-4 tahun, baru bisa dikatakan organik," ujarnya.

Meski ekspor padi organik di Banyuwangi sudah mencapai 100 ton per tahunnya, pihaknya masih memerlukan eksportir di Banyuwangi yang sudah mengantongi sertifikasi beras organik. Sebab, kata Arief, untuk ekspor beras organik, Banyuwangi saat ini masih mengandalkan eksportir beras organik pihak ketiga di Kabupaten Bondowoso.

"Kita butuh PT atau orang per orang yang bersertifikasi internasional. Sementara kami masih melalui pihak ketiga yang ada di Bondowoso," paparnya.

Saat ini, upaya pemerintah daerah untuk mendorong semangat bertani padi organik salah satunya melalui layanan konsultasi Mobil Layanan Pertanian Terpadu (Bilaperdu) dari dinas pertanian. Petani yang butuh layanan konsultasi tinggal menghubungi call center 081931991545, maka petugas akan datang untuk memberikan edukasi terkait semua persoalan pertanian.

"Seperti serangan wereng dan tikus yang terjadi saat ini, kami dari petani dan pemerintah, bisa mengantisipasi persoalan tersebut dengan layanan Bilaperdu. Luasan terakhir tidak sampai 100 hektare yang terkena hama tikus di daerah Kabat. Kemudian melakukan pencegahan agar tidak meluas melalui UPTD untuk pencegahan," katanya.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA