1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Festival Kebaya Banyuwangi 2017 suguhkan tradisi dalam desain mode

Ratusan karya kebaya ditampilkan di atas panggung catwalk diiringi suara Sundari Sukoco dengan suara khasnya.

Tradisi Kebo-keboan asal Banyuwangi pun menjadi ide desain kebaya . ©2017 Merdeka.com Reporter : Farah Fuadona | Minggu, 23 April 2017 11:20

Merdeka.com, Banyuwangi - Festival Kebaya Banyuwangi sukses menjadi panggung pertunjukkan kebaya nasional. Diikuti ratusan desainer kenamaan Indonesia, even ini juga menjadi bukti bagi eksistensi perancang lokal yang mampu menghadirkan karya kebaya yang tidak kalah kualitasnya.

Fashion Show ini melibatkan 100 desainer kebaya, dengan lebih dari 200 koleksi antara lain Ferry Sunarto, Priscilla Saputro, Lenny Agustin, Deden Siswanto, Afif Syakur, Dwi Iskandar, Devy Rose, Inge Chu, Phangsanny, Dedy Delmora, dan Aura Putri yang mewakili keragaman gaya kebaya, mulai dari glamor, kasual, klasik hingga kontemporer. Puluhan produk desain kebaya karya desainer asli daerah pun ditampilkan secara apik pada pagelaran ini.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan Banyuwangi terus membuka peluang baru bagi pelaku mode daerah. Setelah sukses meningkatkan pamor batik lokal, kali ini Banyuwangi mengambil kebaya sebagai sebuah kesempatan bisnis baru yang tidak boleh dilewatkan.

Bupati Anas berfoto bersama Sundari Sukoco, desainer dan model Festival Kebaya Banyuwangi
© 2017 merdeka.com/Humas Pemkab Banyuwangi

“Bisnis fashion ini tidak pernah surut. Apalagi kebaya dipakai oleh semua wanita Indonesia di semua daerah. Dengan festival ini kami berharap Banyuwangi akan menjadi salah satu pusat mode kebaya yang diperhitungkan di tingkat nasional,” kata Anas.

Pertunjukkan fashion show kebaya semalam, benar-benar mampu membuka wawasan tentang ragam desain kebaya yang ada di tanah air. Hadirnya ratusan karya kebaya dari para desainer professional diharapkan memberi sebuah pengalaman baru sebagai sumber inspirasi bagi para pelaku fashion Banyuwangi.

Seperti karya desainer kenamaan Lenny Agustin yang memberikan sentuhan desain berbeda. Sebagaimana ciri khasnya yang terbiasa mendobrak adat, Lenny mampu mengubah image kebaya yang konservatif menjadi nuansa cheerfull yang segar dengan potongan desain yang simple tapi tetap berkarakter.

Sedangkan karya Priscilla Saputro, desainer yang pernah menangani miss universe dan Putri Indonesia ini menunjukkan jika desain kebaya juga bisa menjadi glamour tapi tidak berlebihan. Keagungan nuansa tradisional kebaya tetap muncul dalam rangkaian desain kebaya busana pesta yang dibuatnya. Sedangkan Monica Weber menghadirkan kebaya dengan gaya anggun klasik.

Meskipun kalah jam terbang, puluhan karya desainer lokal juga patut diapresiasi. Mereka sudah mulai bisa menghadirkan desain kebaya secara apik dan tidak kalah dengan para senior yang sekaligus juga mentornya.

Kebaya klasik rancangan Priscilla Saputro
© 2017 merdeka.com/Humas Pemkab Banyuwangi

Tradisi Banyuwangi seperti Kebo-kebosn pun diaplikasikan dalam kebaya menjadi rancangan yang menarik.

Sebelumnya Pemkab bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC) telah memberikan fondasi bagi para desainer lokal. Fondasi itu diwujudkan dengan membikin inkubator bisnis. Para desainer nasional mengerek kompetensi desainer dan perajin busana lokal dengan membuka workshop kepada 100 pelaku usaha dalam dua tahap.

"Para desainer dan perajin lokal diinjeksi materi tentang bagaimana pembuatan DNA brand, yakni mengajarkan agar fokus dan mengejar target pasar yang akan diambil, teknis pengerjaan kebaya, dan manajemen usaha," kata Presiden IFC Ali Kharisma.

Perhelatan Festival Kebaya Banyuwangi menampilkan ragam kegiatan menarik terkait kebaya, mulai dari exhibition, art installation, art performing, trunk show, dan fashion show.

(FF/FF)
  1. Fashion
  2. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA