1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

Ketika sampah plastik berubah menjadi gaun mewah nan elegan

Gaun malam unik elegan itu nampak asyik saat diajak berlenggak-lenggok di atas panggung catwalk.

Evari`atul saat menampilkan busana berbahan baku sampah hasil kreasinya. ©2017 Merdeka.com Reporter : Farah Fuadona | Minggu, 26 Maret 2017 07:32

Merdeka.com, Banyuwangi - Eva nampak malu-malu saat sejumlah wartawan menanyakan pakaian yang ia kenakan malam itu, berwarna ungu cerah dengan berbagai hiasan yang berpendar di bawah sorotan lampu. Gadis berusia 23 tahun ini tampak anggun dengan pakaian serta riasan wajah yang pas di wajahnya. Sambil menunggu pesanan nasi gorengnya, Eva berbagi cerita mengapa ia mengenakan pakaian yang unik ini.

"Saya ini salah satu peserta pagelaran busana malam Green And Recycle Week 2017 yang diselenggarakan Pemerintah Banyuwangi," ujarnya saat ditemui di area Taman Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/3) malam.

Eva menceritakan, pada awalnya ada sedikit keterpaksaan saat ia mendaftar sebagai salah satu Green And Recycle Week 2017 ini. Alasannya karena dia bukan tipe orang yang mudah bernampilan heboh dan menjadi pusat perhatian. Tapi karena desakan teman-temannya di kantor, dara yang masih duduk di bangku kuliah ini pun menyanggupi dan mulai riset soal barang bekas yang bisa didaur ulang menjadi gaun malam.

"Sebenarnya sudah ada ketentuan dari pihak panitia bahan apa saja yang bisa digunakan, yaitu terdiri dari 40 persen sampah koran, 40 persen sampah plastik dan 20 persen bahan penunjang. Tapi barang yang digunakan harus benar-benar sudah menjadi sampah dan tidak digunakan lagi," kata pemilik nama lengkap Evari`atul ini.

Alhasil Eva pun menjadi pemburu sampah dalam sebulan terakhir. Ia harus keluar-masuk ke rental Playstation hingga klinik untuk mencari botol minuman dan bulatan pengaman tutup botol pada kemasan obat. Awalnya ia mengaku jijik, namun dengan komitmen yang sudah dibuatnya ia pun membersihkan sampah-sampah itu.

"Lalu saya serahkan sampah plastik pemberian teman,koran beserta botol dan pengaman botol obat ke teman kakak untuk dibuatkan gaun malam. Kebetulan teman kakak saya ini seorang guru TK yang kreatif," ujar gadis yang wajahnya selalu dihiasi senyum.

Untuk menambah kesan glamour, Eva menambahkan bagian dalam dari bungkus deterjen serta potongan kaca yang ia pungut di sekitar rumahnya. Inilah yang membuat pakaiannya nampak berkelap-kelip, laksana bintang.

Hanya bermodalkan uang Rp 150 ribu untuk membeli bahan tambahan seperti kain furing dan iner jilbab. Gaun malam unik nan elegan itu nampak asyik saat diajak berlenggak-lenggok di atas panggung catwalk. Tak ada rasa canggung, semua menatap takjub menyaksikan busana adiluhur yang siapa menyangka jika bahannya berasal dari sampah plastik dan koran bekas.

"Walau dari sampah ternyata busana ini tidak menutup aura kecantikan bagi pemakainya," ujar Eva malu-malu.

Dari ajang fashion show daur ulang sampah ini, Eva mengaku bisa mengambil banyak manfaat. Bahwa sampah tidak selalu menjadi masalah menakutkan jika ada kemauan serta inisiatif untuk mengolahnya. "Walau saya pakai gaun dari sampah tidak terpakai, tapi entah kenapa saya bangga," katanya.

Green And Recycle Week 2017 merupakan salah satu rangkaian dari penyelenggaraan Festival Banyuwangi yang digagas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah konsisten menyelenggarakan ajang busana fashion daur ulang, dengan harapan dapat mengubah pandangan masyarakat tentang sampah.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun sering menyebut acara semacam ini sebagai edukasi masyarakat yang menyenangkan.

(FF/FF)
  1. Fashion
  2. Festival Banyuwangi
  3. Lingkungan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA