"Ini merupakan bagian dari kampanye anti plastik internasional dan juga di Indonesia," kata Azwar Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tidak hanya model-model yang unjuk kebolehan di ajang 'Banyuwangi Green & Recycle Fashion' yang digelar Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, di Pantai Boom, Minggu (20/3). Mulai busana hingga dekorasi berbahan plastik ikut unjuk keindahan.
Di ajang pembuka Banyuwangi Festival 2016 ini, semua serba berbahan plastik daur ulang, termasuk etalase pernak-pernik dekorasi panggungnya juga dari sampah plastik. Mulai dari pintu masuk, hiasan panggung, hingga tempat duduk dan meja undangan, semua terbuat dari sampah plastik.
Recycle plastik langsung terasa begitu sampai di pintu masuk event yang digelar di Amphiteatre Pantai Boom tersebut. Pengunjung disambut tirai cantik berbahan botol bekas yang terbuat dari minuman kemasan.
Kemudian ada gapura unik yang terdiri atas susunan botol bekas air mineral. Tak ketinggalan, dekorasi panggungnya, juga ada berbagai ornamen seperti tanaman kaktus dari botol bekas berwarna hijau, rumbai-rumbai pelangi dan aneka bunga yang terbuat dari sedotan warna-warni.
Di tenda penonton, aneka furniture juga berasal dari bahan bekas, mulai dari kursi penonton terbuat dari tong bekas dan kayu kapal yang tidak terpakai serta meja tamu terbuat dari ban bekas. Selain itu juga ada tempat sampah apik yang terbuat dari karung dan plastik.
Inilah yang menjadi kesan unik. Ada corak warna seni tersendiri di ajang bertema: Recycle Plastik dan pada parade busananya menampilkan parade gaun malam ini.
"Lewat even fashion recycle ini kami ingin menggugah kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan barang-barang bekas khususnya plastik menjadi bernilai lebih. Sampah ternyata masih bisa berguna apabila dikelola dengan cara yang benar," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di acara Green and Recycle Fashion Week 2016.
Banyuwangi Green & Recycle Fashion merupakan peragaan busana berbahan daur ulang. Event ini merupakan upaya pemkab menggaungkan dan mengeduksi masyarakat akan pentingnya mengurangi, mengolah, dan mendaur ulang sampah.
Acara ini menjadi event pembuka Banyuwangi Festival 2016. Even bertema bahan daur ulang ini yang kali kedua digelar di Pantai Boom. Tahun lalu tema yang diangkat adalah Recycle Kertas dan tahun ini Recycle Plastik.
Even busana daur ulang kali ini, diikuti 300 peserta mulai tingkat TK, sampai SMA dan masyarakat umum. Syarat peserta event, harus menggunakan 70 persen busana dari plastik dan sisanya bahan pendukung.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief Setiawan mengatakan semua dekorasi daur ulang ini adalah hasil kreasi para ibu dasa wisma dan karyawan DKP. "Ini sebagai ajang display kreasi para ibu penggiat lingkungan. Mereka sekarang juga menampilkan kreasinya di pameran ini," ujar Arief.
Acara yang digelar dari siang hingga malam hari ini juga diisi dengan pameran bahan daur ulang. Mulai dari kain lap dan keset dari kain bekas, tempat tisu dari bungkus kopi, hingga furniture kursi dan meja dari ban dna kayu bekas.
Ini cara Banyuwangi perangi sampah plastik
Acara ini selesai Minggu malam (20/03). Event bertema: Recycle Plastic ini, sengaja dipilih sebagai upaya memerangi sampah plastik ala Bumi Blambangan. "Ini merupakan bagian dari kampanye anti plastik internasional dan juga di Indonesia," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di malam puncak Green & Recycle Fashion.
Seperti diketahui, sampah plastik sulit terurai. Perlu kampanye masif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik ini, salah satunya dengan mendaur ulang menjadi beragam peralatan multi-fungsi.
"Green and Recycle Fashion ini adalah mengkampanyekan (pengurangan sampah plastik) dalam bentuk lain. Ini untuk melibatkan anak-anak dan masyarakat secara luas untuk memanfaatkan plastik daur ulang," terang Anas.
Sementara terkait lokasi di Pantai Boom, menurut Anas, mengandung pesan tersendiri dalam pengelolaan sampah plastik. Kata dia, ada 8 juta ton sampah plastik di dunia ini yang terbuang di laut.
Dan Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok dalam menyumbang produksi sampah plastik di dunia. "Banyuwangi sendiri, sebagaimana data yang dilansir Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi, memproduksi 400 ribu ton sampah berbagai bentuk dalam setahun," ujarnya.
Oleh karena itu, masih kata dia, DKP Banyuwangi terus melakukan berbagai cara untuk menekan laju pertumbuhan sampah tersebut. "Selain Green and Recycle Fashion yang memasuki tahun kedua ini, DKP juga menebar ribuan tempat sampah, TPS, depo, bank sampah, TPA, TP3R, berbagai pelatihan dan gerakan-gerakan masyarakat merdeka dari sampah. Ini merupakan deklarasi Banyuwangi melawan sampah," terang Anas.
Green and Recycle Fashion 2016 ini digelar sejak Minggu siang dengan berbagai kategori. Di malam puncak acara, parade fashion berbahan plastik daur ulang ini, diikuti ratusan talenta yang terbagi dua kategori, yaitu SMA dan umum. Kelas umum diikuti perwakilan kampus, instansi pemerintah, swasta, ibu-ibu PKK dan kelompok masyarakat lainnya.
Di acara ini, selain menampilkan busana gaun malam berbahan sampah plastik, dekorasi panggung juga serba berbahan plastik. Termasuk tempat duduk tamu undangan juga terbuat dari sampah daur ulang.