1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Filmmaker asal Tiongkok kunjungi Banyuwangi untuk persiapan syuting film

"Dan itu efeknya sangat besar. Mereka banyak mencari potensi wisata alam dan budaya. Mungkin nanti the next-nya di Banyuwangi," kata Andy.

Filmmaker asal China saat berkunjung ke Banyuwangi. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Sabtu, 25 November 2017 13:33

Merdeka.com, Banyuwangi - Para pelaku industri perfilman Tiongkok, bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekunjung ke Kabupaten Banyuwangi untuk mengenal potensi wisata dan budaya yang dimiliki. Kedatangan para CEO, Sutradara hingga produser film Tiongkok ini untuk mengetahui kesiapan Banyuwangi menjadi lokasi syuting film.

Kasubdit Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah Deputi Pemasaran, Bekraf, Andy Ruswar menyampaikan ada 10 industri film Tiongkok yang ingin mengenal potensi syuting film di Banyuwangi, diantaranya CJ E&M, Croton Media, Fortune, Nanning National Media, Guang Xi Film Group, China Film Archive dan Artop Media.

"Industri film Tiongkok yang hadir saat ini, dikenal banyak membuat film terkenal di China. Mereka mau melihat sendiri keindahan, dan kesiapan daerah," kata Andy di sela dialog bersama filmmaker Tiongkok di Kantor Pemkab Banyuwangi, Jumat sore (24/11).

Andy melanjutkan, kegiatan ini merupakan program andalan Bekraf, tindak lanjut dari Indonesian Creative Incorporated (ICINC) Shanghai yang telah dilaksanakan pada Mei 2017. Pihaknya bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk melakukan promosi potensi daerah di Indonesia melalui syuting film.

"Ada lima daerah yang menjadi pilot project dan siap mengenalkan potensi wisatanya melalui film. Diantaranya Bojonegoro, Banyuwangi, Bandung, Jogja, sama Siak," katanya.

Saat ini para filmmaker Tiongkok sudah siap melakukan syuting film di Palembang dengan judul 'Romansa Khatulistiwa' pada akhir November 2017. Dia meyakini melalui film, bisa menjadi promosi potensi daerah yang sangat besar. "Dan itu efeknya sangat besar. Mereka banyak mencari potensi wisata alam dan budaya. Mungkin nanti the next-nya di Banyuwangi," katanya.

Sementara itu, perwakilan filmmaker Tiongkok dari Red And White, Nova, yang sekaligus penerjemah antusias menyampaikan bagaimana potensi di Banyuwangi. Dia menegaskan, para petinggi industri film Tiongkok ini ingin tahu kepastian dalam bentuk dukungan dan insentif apa yang diterima bila melakukan syuting film di Banyuwangi.

"Selama produksi nanti bakal mengeluarkan hingga miliaran rupiah. Mereka butuh kepastian. Keuntungannya buat daerah, film merupakan jendela untuk memperkenalkan suatu negara, atau daerah. Efeknya banyak, salah satunya bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke sini," terang Nova.

Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Banyuwangi, Pujo Hartanto menjelaskan, pihaknya akan memberikan semaksimal mungkin selama berada di kewenangan Pemkab Banyuwangi.

Pujo melanjutkan, untuk pengambilan gambar syuting di lokasi wisata di Banyuwangi akan dipastikan gratis, khususnya yang masih berada di bawah kewenangan Pemkab. "Kalau kewenangan kabupaten gratis untuk bea syuting. Kecuali untuk kawasan taman nasional, dan Perhutani, karena ada di BKSDA, dan Perhutani, karena melibatkan kementerian, kami mengabdi aturan yang ada," kata Pujo.

Selain itu, soal perizinan di kepolisian dan instansi terkait pihaknya akan membantu semaksimal mungkin. Banyuwangi juga siap memberikan bantuan gaet wisata, keringanan selama menginap di hotel hingga bantuan promosi film.

"Tentunya juga sesuai batasan anggaran kami. Akomodasi di perhotelan akan dikomunikasikan ke hotel. Harga konsumsi sesuai perjanjian. Bisa menanggung kalau sama-sama ada kontribusi, itu bisa dimasukkan dalam kategori tamu negara," katanya.

Bila produksi sudah dimulai, bakal melibatkan peran masyarakat lokal untuk menjadi aktor, sesuai SDM yang ada. Banyuwangi sendiri juga memiliki kelompok Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi). "Kami siap menyediakan SDM, bila membutuhkan pemain lokal," kata Bambang, perwakilan Parfi Banyuwangi.

Sementara itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dwi Marhaen Yono, menambahkan pihaknya siap mendukung informasi apapun yang dibutuhkan. Seperti info potongan harga menginap di hotel. "Selain harga publis, juga ada harga corporate, potongan untuk dukungan daerah," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, sesuai keinginan para filmmaker, Marhaen mengenalkan berbagai potensi wisata pantai dan alam yang dimiliki Banyuwangi. "Banyuwangi punya G-Land, ombaknya terbesar kedua setelah Hawaii. Kemudian Kawah Ijen, yang memiliki blue fire hanya dua di dunia setelah Filandia. Ada juga Sukomade yang lengkap menyajikan konservasi jenis penyu, ada empat jenis penyu dari tujuh di dunia," katanya.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Film
  3. Film Indonesia
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA