Alat berat akan terus disiagakan untuk mengantisipasi banjir bandang.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah menyiagakan alat berat di dekat jembatan yang dilewati aliran sungai Badeng di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sebab jembatan yang memiliki tiang tengah itu
menyebabkan material longsor tersangkut, menumpuk membendung arus sungai hingga terjadi luapan air dan lumpur ke rumah warga.
Longsor terjadi di bukit Pendil yang merupakan bagian dari pegunungan Raung sejak September 2017 yang menghasilkan 2 juta material longsor berupa tanah dan pohon. Material longsor menutupi mata air besar gunung Raung yang merupakan hulu dari sungai Badeng yang mengalir hingga Selat Bali.
Dia mengatakan akan menangani peristiwa ini dengan menggelar penyisiran sungai-sungai yang berhulu ke gunung Raung dan mengangkat material kayu yang hanyut untuk menghindari penyumbatan aliran sungai. Ditambah lagi langkah penanganan pada 300 keluarga terdampak yang rumahnya mengalami rusak ringan kemasukan lumpur hingga rusak berat atau roboh.
“Antisipasi jangka pendek kita akan siagakan alat berat di sekitar sini, dan berkoordinasi dengan pemprov (Pemerintah Provinsi Jawa Timur) untuk secara cepat merubah konstruksi jembatan,” kata Anas saat meninjau bekas banjir, Jumat (22/6).
Anas juga mengatakan penyebab utama luapan air sungai karena konstruksi jembatan yang memiliki tiang tengah dan menghalangi material kayu yang hanyut. Kayu-kayu besar dengan akar bercabang-cabang menumpuk di mulut jembatan dan menyebabkan lumpur naik hingga terjadi banjir bandang.
Dia memastikan kayu-kayu yang menyumbat bukan bekas illegal logging karena tidak ada bekas potongan yang rapih bekas gergaji. Dia mengatakan pohon tercabut dari tanah karena proses alam berupa tanah longsor bukit Pendil yang tidak bisa dicegah.
"Ini tidak ada kaitannya dengan illegal logging. Ini memang proses alam yang (mengendap) ratusan tahun dan pohon-pohon ikut tumbang karena ada dislokasi di tempat itu, sehingga kayu terbawa,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram Suryadi mengatakan tanah yang longsor merupakan lava yang telah mengendap selama ratusan tahun. Berdasarkan pemeriksaan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Eka menjelaskan lava letusan gunung Raung itu telah membentuk bukit Pendil yang kini bersifat sangat gembur.
"Itu karena materialnya tumpukan lahar, mudah sekali gembur. Jadi ini belum seberapa, potensinya jauh lebih besar. Saat ada hujan deras, sangat berpotensi akan terulang lagi,” kata Eka.
Dia mengatakan upaya untuk menghentikan longsor bukit Pendil tidak memungkinkan, begitu juga cek dam sungai tidak akan mampu untuk menangani longsor sebanyak itu. Dia mengatakan penanganan cepat yang bisa mereka lakukan adalah mengubah konstruksi jembatan, setidaknya untuk menghindari material longsor melimpas ke rumah warga. Artinya diupayakan jalur material lumpur hanyut terbawa sungai diperlancar hingga bermuara ke Selat Bali.
Perkiraan lama waktu habisnya meterial longsor bukit Pendil tergantung curah hujan yang akan membawanya sedikit demi sedikit mengikuti aliran sungai Badeng.
Banjir bandang sebelumnya terjadi pada hari Selasa (15/5) malam, sehari sebelum masuk bulan Ramadan 2018, memberikan dampak lebih kecil.