"Terimakasih juga untuk Pemerintah dengan dukungannya jadwal cuti bersama ini," kata Wing.
Merdeka.com, Banyuwangi - Jadwal cuti bersama lebaran tahun ini selama 7 hari dan membuat jumlah hari libur menjadi 10 hari berdampak pada arus mudik di penyeberangan Selat Bali. Panjangnya masa libur memberikan banyak pilihan bagi pemudik akan pulang kampung jauh-jauh hari sebelum Lebaran atau mendekati hari Lebaran.
Direktur ESDM dan Umum PT ASDP Wing Antariksa menyampaikan rasa terimakasihnya kepada pemerintah atas penentuan jadwal cuti lebaran tahun ini. Pasalnya dengan itu tidak terjadi arus terlalu padat di hari-hari tertentu karena jumlah pemudik sekarang cenderung merata setiap hari.
"Kita tetap siap dari H-7 sampai H+7. Tetapi kita lihat sebarannya merata. Terimakasih juga untuk Pemerintah dengan dukungannya jadwal cuti bersama ini," kata Wing, Selasa (12/6).
Pihaknya memperkirakan puncak arus mudik dari Bali ke Banyuwangi akan terjadi pada hari ini atau H-3 dan H-2 besok. Untuk melayani angkutan mudik PT ASDP Ketapang Banyuwangi menyediakan 56 kapal, 32 di antaranya aktif beroperasi. Lainnya merupakan kapal yang dicadangkan, ditambah satu lagi KMP Jagat Paciran ukuran 3 ribu GT yang baru masuk.
Dari laporan produksi harian PT ASDP Ketapang, terlihat 1 kapal cadangan telah digunakan berarti total 33 kapal aktif beroperasi. Jumlah perjalanan kapal maupun jumlah penumpang terus bertambah, H-4 ada 260 kali perjalanan kapal menyeberangkan 60.463 orang dalam sehari.
Kenaikan jumlah penumpang tetap terjadi, namun tidak terlalu drastis seperti tahun lalu. Tahun lalu H-5 lebaran tercatat ada 47.477 orang menyeberang dari pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang, kemudian hari berikutnya jumlahnya menjadi 70.863 penumpang.
Manager Usaha PT ASDP Ketapang Banyuwangi Ardi Ekapaty mengatakan sejauh ini jumlah penumpang meningkat dari tahun lalu. Peningkatannya 20 persen untuk roda 2, kemudian roda 4 dan jumlah penumpang sama-sama naik 15 persen.
"Jumlahnya terus meningkat. Tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan," kata Ardi.
Sementara itu seorang pemudik yang sedang antre di Pelabuhan Gilimanuk bernama Suhardiono (48) bermaksud pulang ke kampung halaman di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dia memilih berangkat pagi karena perjalanan malam lebih padat.
"Hari ini lancar. Kalau malam full, makanya saya nggak mau berangkat malam," kata pedagang baju di pasar Gianyar ini.
Kepadatan terjadi pagi hari dan sore hari, namun malam hari lebih padat hingga sebagian kendaraan harus menunggu di buffer zone Gilimanuk. Siang hari arus kendaraan cenderung semakin lancar.