"Ini tadi padat tapi perjalanan lancar. Kalau malam full, makanya saya enggak mau berangkat malam," kata Suhardiono.
Merdeka.com, Banyuwangi - Arus mudik di penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi cenderung ramai di pagi dan sore hari. Namun paling ramai saat malam hari hingga luberan kendaraan harus ditampung di buffer zone Gilimanuk.
Suhardiono (48) yang bermaksud mudik ke Kabupaten Jember, Jawa Timur, memilih berangkat pukul 8 pagi. Pedagang baju di pasar sore Gianyar itu mengatakan meskipun padat, saat sampai di pelabuhan siang hari, dia tidak harus mengantre lama.
"Ini tadi padat tapi perjalanan lancar. Kalau malam full, makanya saya enggak mau berangkat malam," katanya di Gilimanuk, Selasa (12/6).
Hal itu senada dengan informasi yang dikumpulkan Merdeka Banyuwangi dari beberapa petugas lapangan pelabuhan Gilimanuk. Penumpukan terjadi Senin malam (11/6), namun tidak sempat membuat kemacetan jalan karena kendaraan yang menunggu giliran menyeberang diparkir di buffer zone. Mereka harus menanti 2 jam baru bisa masuk pelabuhan, kemudian 1 jam setelahnya diseberangkan.
Dari pantauan hari ini hanya antrean pendek motor yang terlihat sampai sore di pos pengatur lalulintas kendaraan Pelabuhan Gilimanuk. Sedangkan mobil rata-rata tidak sampai antre dan bisa langsung masuk ke kapal.
Sebelumnya Direktur SDM dan Umum PT ASDP Wing Antariksa mengatakan puncak arus mudik dari Gilimanuk ke Banyuwangi diperkirakan terjadi pada Selasa malam. Telah disiapkan 33 kapal eksisting operasional, dan 24 kapal cadangan termasuk KMP Jagat Paciran ukuran 3 ribu GT yang baru masuk.
"Kita tetap siap dari H min 7 sampai H plus 7. Puncak arus mudik di penyeberangan Selat Bali diperkirakan H-3 dan H-2," katanya.
Sebanyak 60.463 orang telah diangkut dengan 260 kali penyeberangan dari Gilimanuk ke Banyuwangi pada H-4. Di hari yang sama 13.579 unit kendaraan roda 2 dan 6.580 unit roda 4 juga diseberangkan.
Manager Usaha PT ASDP Ketapang Banyuwangi Ardi Ekapaty mengatakan untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan, pihaknya telah menyiapkan 2 buffer zone. Di Gilimanuk berada 2 kilometer sebelum pelabuhan, seluas 2,8 hektare dilengkapi toilet dan loket karcis.
"Kalau di Banyuwangi ada di jembatan timbang di Watudodol. Saat kendaraan membludak bisa ditampung di buffer zone sehingga tidak membuat jalan umum macet," kata Ardhi.