Elvi Yoza mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya banyak perantau lebih memilih mengikuti arus balik setelah lebaran ketupat.
Merdeka.com, Banyuwangi - Setelah lebaran ketupat atau H+7 Idul Fitri 2018 lalu, penyeberangan Selat Bali kembali dipadati penumpang arus balik. Halaman Pelabuhan Ketapang Banyuwangi sampai dibanjiri penyeberang yang didominasi kendaraan roda 2, Minggu (24/6).
Di luar pelabuhan pihak kepolisian berupaya memberlakukan rekayasa lalulintas. Kendaraan dari arah selatan dirahkan belok kiri ke jalur alternatif sehingga semua kendaraan masuk ke pelabuhan dari arah utara.
General Manajer PT Indonesia Ferry ASDP Ketapang Banyuwangi Elvi Yoza mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya banyak perantau lebih memilih mengikuti arus balik setelah lebaran ketupat.
Beberapa hari sebelumnya jumlah penumpang di kisaran 40 ribu hingga 46 ribu orang, sedangkan jumlah kendaraan 5.200 hingga 5.700 per hari, yang menyeberang dari Jawa ke Bali.
Ada 32 unit kapal yang beroperasi di penyeberangan teramai ke-2 di Indonesia ini. Bila diperlukan, 24 kapal cadangan siap dikerahkan untuk mengindari penumpukan penumpang yang bisa menyebabkan kemacetan jalan.
"Kita sudah upayakan percepat waktu sandar kapal. Kalau masih kurang akan kita operasikan kapal cadangan," katanya.
Hal senada disampaikan salah satu pemudik bernama Lailatul Ainiyah (21) asal Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Dia dan ibunya sengaja ikut arus balik ke Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali setelah menikmati selamatan lebaran ketupat di musala dekat rumahnya kemarin.
"Saya bekerja jual sayur di pasar Dauh Pala, jadi bebas mau pulang kapan. Pasar juga kurang ramai sebelum lebaran ketupat," katanya.