1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kepala PT SBL cabang Banyuwangi akan talangi biaya umroh calon jamaahnya

"Mulai Januari Insya Allah kita pemberangkatan mandiri, artinya pemberangkatan mandiri ini memang dengan biaya pribadi," kata Tulus.

Kepala Cabang PT SBL Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Minggu, 04 Februari 2018 00:26

Merdeka.com, Banyuwangi - Kepala Cabang Biro Perjalanan Umrah PT Solusi Balad Lumampah (PT SBL), Tulus Adi Surendra mengaku memberangkatkan jemaah umroh yang mendaftar kepadanya dengan uang pribadi. Sebab direktur utama PT SBL, Aom Juang Wibowo dan stafnya Ery Ramdan ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus penipuan oleh Polda Jawa Barat.

Sementara ini, Tulus mengatakan dirinya yang harus menyediakan talangan biaya pemberangkatan umrah jemaah dari Banyuwangi. Intruksi itu didapatkan justru saat dia berusaha mencari kejelasan jadwal keberangkatan para jemaah.

"Saya kemarin telepon begini, bos bagaimana, ya sudah talangi dulu. Kan betul, pokoknya biar jemaah bisa berangkat. Urusan saya dengan pusat nanti," kata Tulus setelah acara pertemuan dengan jemaah yang mendaftar umroh kepadanya, di Banyuwangi, Minggu (3/2).

Tulus mengaku sudah menalangi biaya 32 jemaah yang berangkat pada 29 Januari lalu. Uang yang dimilikinya sementara ini hanya cukup membiayai keberangkatan 32 orang tersebut.

Mereka yang sudah berangkat dan sekarang sedang berada di Saudi Arabia itu juga merupakan jemaah umroh yang sudah membayar lunas biaya ke PT SBL. Tulus mengatakan dari 4 ribu jemaah umroh yang diberangkatkan dengan PT SBL sejak 2015 baru kali ini menggunakan uang pribadi.

"Mulai Januari Insya Allah kita pemberangkatan mandiri, artinya pemberangkatan mandiri ini memang dengan biaya pribadi. Karena posisi perusahaan seperti itu," kata Tulus lagi.

Tulus mengatakan kalaupun terjadi kemungkinan terburuk izin operasi PT SBL dicabut, dirinya akan terus menanggung keberangkatan jemaah. Jemaah yang sudah melunasi pembayaran biaya umroh akan diberangkatkan tanpa tambahan biaya.

Jemaah yang sedang menabung, yang artinya masih membayar sebagian, dipersilakan terus menabung sampai bisa melunasi biaya umroh. Tulus menyatakan bersedia menanggung uang tabungan jemaah yang sudah masuk PT SBL, dengan menunjukkan bukti setoran.

"Yang nabung-nabung, kalau SBL-nya tutup, akan saya subsidi. Misalnya mbak ini sudah nabung Rp 6 juta dibayarkan ke SBL, harganya (umrah) Rp 29 juta. Berarti tinggal ngelunasi yang Rp 23 juta," kata Tulus.

Dia mengatakan komitmennya hanya untuk calon jemaah umroh PT SBL di Banyuwangi yang tercatat di kantornya. Banyak juga calon jemaah umroh asal Banyuwangi yang mendaftarakan diri ke kantor cabang PT SBL daerah lain seperti Jember dan Lamongan.

Tulus mengatakan tidak akan turut bertanggung jawab untuk calon jemaah yang tidak tercantum dalam catatannya, walaupun warga Banyuwangi, melalui PT SBL juga.

Slain itu, ada opsi refund yang prosesnya tergantung PT SBL pusat. Tulus mengatakan dia hanya bisa membantu jemaah mengisi form refund, menyiapkan kelengkapan berkas dan menyampaikannya ke PT SBL pusat. "Yang sudah-sudah refund dilakukan pusat langsung ke jemaah," kata Tulus.

Dijelaskannya refund akan memotong uang calon jemaah sebesar Rp 1.500.000 sebagai biaya administrasi. Hal itu sesuai dengan aturan PT SBL pusat.

Berdasarkan pernyataan direktur utama PT SBL Aom Juang Wibowo, Tulus mengatakan refund akan dilakukan PT SBL pusat setelah musim umrah depan, artinya bulan November dan Desember mendatang.

Marketing daerah saling srobot

Manajemen marketing biro perjalanan umrah PT Solusi Balad Lumampah (PT SBL) yang tidak teratur membuat jumlah jamaah yang akan mereka berangkatkan di daerah sulit diketahui. Pasalnya marketing kantor cabang di suatu daerah bisa menyerobot calon jemaah di wilayah kantor cabang daerah lain.

Misalnya yang dialami Agus Dwi Hariyanto, warga Banyuwangi yang mendaftarakan ibunya umroh kepada seseorang bernama Alub.

Hari, sapaannya, telah membayar lunas sebesar Rp 24.500.000 pada November 2017. Dari jadwal keberangkatan awal bulan Desember 2017, Hari mendapatkan kenyataan keberangkatan ibunya diundur 2 kali.

"Kita ini jemaah sudah berkorban, keluar duit, menunggu, tidak ada kepastian," kata Hari dalam pertemuan PT SBL cabang dengan calon jemaah di Banyuwangi, Minggu (3/2).

Kemudian diketahui Alub merupakan koordinator marketing dari kantor PT SBL cabang Lamongan.

Saat direktur utama PT SBL Aom Juang Wibowo dan stafnya Ery Ramdan ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus penipuan oleh Polda Jawa Barat, Hari di Banyuwangi tidak bisa mendapatkan jaminan keberangkatan ke PT SBL cabang Banyuwangi. Padahal Kepala PT SBL cabang Banyuwangi, Tulus Adi Surendra, menyatakan komitmennya untuk berangkatkan semua jemaah umroh yang yang melalui dirinya.

Kepada Merdeka Banyuwangi, Tulus menyatakan siap bertanggung jawab atas 1.200 calon jemaah yang mendaftar ke PT SBL melalui dirinya. Bila izin operasional PT SBL dicabut karena pemiliknya terlibat kasus penipuan, dia akan menanggung keberangkatan umrah jemaah terdaftar.

Untuk jemaah yang sudah membayar lunas, kata dia, akan diberangkatkan tanpa biaya tambahan. Kemudian untuk jemaah yang masih menabung, dia bertanggung jawab pada uang yang sudah masuk ke PT SBL.

"Yang (keberangkatan) Februari ini saya masih berpikir bagaimana memberangkatkan," kata Tulus.

Dia juga mengakui bahwa selain 120 orang yang ada dalam catatannya, masih ada jemaah PT SBL lain di Banyuwangi. Namun dia tidak tahu berapa, karena catatannya masuk ke kantor cabang daerah lain.

Setidaknya diketahui marketing PT SBL Jember dan Lamongan sudah masuk ke wilayahnya di Banyuwangi. Tulus menyatakan tidak bisa ikut bertanggung jawab pada calon jemaah umrah PT SBL di Banyuwangi yang daftarnya ke kantor cabang daerah lain.

"Karena marketing model SBL itu banyak dari mana-mana. Saya enggak tahu, kalau yang (kantor cabang) dari lainnya saya nggak tahu," kata Tulus.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA