1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

KNKT sebut faktor utama KMP Rafelia 2 tenggelam sebab kelebihan muatan

"Sehingga tidak memenuhi kriteria stabilitas kapal yang baik," kata Aldrin.

Jumpa pers KNKT soal tenggelamnya KMP Rafelia 2 . ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Selasa, 10 Mei 2016 15:05

Merdeka.com, Banyuwangi - Setelah sekitar dua bulan melakukan investigasi penyebab kecelakaan KMP Rafelia 2, ‎Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya menemukan fakta, kapal yang tenggelam di Selat Bali awal Mei 2016 lalu itu karena kelebihan muatan.

Dalam konfrensi persnya, Selasa (10/5), di Ruang Rempeg, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, Kasubkom Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT, Aldrin Dalimunte menjelaskan secarai detail kronologis kejadian.

Menurut Aldrin, ‎secara garis besar terdapat penyebab utama dan faktor lain yang berkontribusi terhadap tenggelamnya KMP Rafelia 2 pada 4 Mei lalu di Selat Bali. Kata dia, penyebab utama kecelakaan adalah kelebihan muatan.

Saat berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, Banyuwangi, KMP Rafelia 2 mengalami kelebihan muatan 559 ton. "Sehingga tidak memenuhi kriteria stabilitas kapal yang baik. Kemudian penempatan kendaraan yang salah juga mengakibatkan kapal mengalami trim haluan (menunduk)," kata Aldrin.

Selain itu, lanjut dia, juga terdapat pintu rampa haluan tidak ditutup, yang mengakibatkan air laut masuk ke geladak kendaraan. "Dalam investigasi kami, juga kami temukan, proses sertifikasi kapal serta perhitungan-perhitungan teknis lainnya yang dilakukan tidak berdasarkan pada kondisi kapal sebenarnya," ucapnya.

‎Selain faktor penyebab utama itu, pihak KNKT juga menyebut ada faktor-faktor lain yang turut berkontribusi atas tenggelamnya kapal berpenumpang 62 orang dan 33 unit kendaraan dengan total berat muatan 765,26 ton tersebut.

Faktor lain itu diantaranya; kurang efektifnya penanganan kondisi darurat di kapal utama pada saat terjadi kemiringan, ‎proses pengisian serta pengawasan terhadap penerbitan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) kurang berjalan sesuai ketentuan.

Kemudian soal ‎perhitungan stabilitas kapal tidak dapat dilakukan awak kapal karena waktu sandar sangat terbatas, dan tidak adanya data berat kendaraan yang naik ke kapal penyeberangan.

Selanjutnya, meski tidak berkontribusi signifikan atas kecelakaan tersebut, tidak diikatnya kendaraan (muatan) juga menjadi faktor lain. Dan yang terakhir adalah, kurangnya konsistensi penerapan klasifikasi, terutama pelaporan terhadap modifikasi konstruksi kapal.

Di tempat sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan ini merupakan kali pertama hasil Investigasi tenggelamnya kapal diumumkan di daerah kejadian.

"Kami memang meminta agar hasil investigasi dipaparkan di Banyuwangi. Biasanya, ini dilakukan di Jakarta. Kenapa kami minta di Banyuwangi, agar bisa lebih dekat dengan stack holder yang ada," terang Anas.

Menurut Anas, paparan hasil investigasi KNKT atas tenggelamnya KMP Rafelia 2 sangat penting bagi pihaknya untuk evaluasi. "Hasil ini penting, karena terkait evaluasi. Dengan hasil ini, kita akan tahu apa yang perlu diperbaiki untuk mendorong keselamatan transportasi."

"Mudah-mudahan dengan adanya rekomendasi KNKT ini akan memberi pemahaman bagi kami untuk mengevaluasi jasa transportasi yang bisa menjamin keselamatan penumpang," ujar Anas.

(MT/MA)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA