"Saya berharap di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi tidak terpancing dengan berita hoaks".
Merdeka.com, Banyuwangi - Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan meminta agar Pondok Pesantren, melalui tausiyahnya, bisa turut serta menyampaikan upaya mencegah bahaya informasi palsu atau hoaks kepada masyarakat. Hal ini disampaikan Kapolda saat melakukan kegiatan safari ke Pondok Pesantren Darussalam, Blok Agung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi.
"Akhir-akhir ini banyak berita hoaks, ini yang bisa memecah belah masyarakat, saya berharap di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi tidak terpancing dengan berita hoaks. Kami minta lewat tausiyahnya di pondok, turut menyampaikan agar masyarakat tidak terpancing dengan berita hoaks," ujar Kapolda usai menemui ulama dan santri, Selasa, (9/10).
Dalam kunjungannya, Kapolda meminta doa dan dukungan agar jalannya pemilu Pilpres 2019 bisa berlangsung dengan aman dan lancar. Diawal karirnya menjabat sebagai Kapolda di bulan September ini, dia juga meminta doa agar masyarakat Jawa Timur bisa terus menjaga persatuan bangsa Indonesia.
"Saya sudah kesekian kali memprioritaskan untuk berkunjung ke Pondok Pesantren. Jawa Timur adalah kota santri, saya orang baru, mohon doa restunya, supaya didoakan dalam pelaksanaan di tahun politik, agar bangsa Indonesia ini berjalan aman," terangnya.
Dalam kunjungannya di Banyuwangi, Kapolda Luki juga mengunjungi sejumlah pelayanan instansi di Polres Banyuwangi dan Kantor Pemkab Banyuwangi seperti di Mall Pelayanan Publik pada Rabu, (10/10).
"Banyuwangi ternyata luar biasa, di kota-kota besar harusnya sudah seperti ini. Di Jawa Timur malah sudah sebagus ini, Pak Bupati Inovasinya luas biasa, hingga dapat nilai SAKIP A dua kali," kata dia.
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH Hisyam Syafaat mengaku siap membantu Polri untuk menangkal hoaxs yang ada di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Para pimpinan bangsa, yang terdiri dari nasionalis dan ulama, sejak dulu mendengungkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Memang saat ini susah banyak yang memecah ulama dan umaro. Sejak dulu sampai sekarang, nasionalis dan ulama itu bersatu. Ada penyusup yang ingin menikmati jerih payah ulama saat ini dengan menyebar hoax agar kita pecah," katanya.