"Kami bangga jadi bagian kemajuan daerah. Kemajuan yang dimulai dari desa," kata Suwedi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Program Smart Kampung telah resmi diluncurkan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, pada 31 Mei 2016 lalu. Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, menjadi desa percontohan. Pelbagai layanan cerdas (smart) telah siapa melayani warga tanpa repot dengan ribetnya urusan birokrasi.
Sejak bertransformasi menjadi Smart Kampung, desa di kaki Gunung Ijen ini telah mengandalkan teknologi dalam sistem layanan publiknya. Karena desa cerdas harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sekaligus menjadi pusat aktivitas warga.
Kepala Desa Kampung Anyar, Suwedi, mengaku antusias dan siap menjadi pelopor kampung cerdas yang digagas pemerintah daerah ini. Dengan Smart Kampung, desa harus mampu menjadi ujung tombak layanan publik lewat TIK.
Tidak hanya itu, dengan program kampung cerdas juga memberi perspektif baru bagi desa untuk maju lewat segenap potensinya. "Kami bangga jadi bagian kemajuan daerah. Kemajuan yang dimulai dari desa. Bisa menjadi Smart Kampung, jelas akan memengaruhi pola pikir (mind set) kami sebagai warga desa," kata Suwedi, Selasa (7/6).
Menurut dia, sebelum desanya menjadi Smart Kampung, semua layanan selalu butuh waktu lama. "Meski sekadar melakukan administrasi tingkat desa. Sekarang semua bisa cepat. Sekarang kami lebih semangat melayani masyarakat dan menggali potensi yang ada agar warga makin maju," ucapnya.
Dia juga mengaku, pelbagai perubahan telah dilakukan Desa Kampunganyar. Mulai dari perubahan fisik kantor desa, inovasi program hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) desa. "Pertama, kami benahi bangunan fisik kantor desa. Dari tertutup menjadi terbuka. Perubahan fisik ini penting. Karena akan menjadi pusat aktivitas masyarakat. Kami juga memasang perangkat TIK," papar Suwedi.
Selain perubahan fisik, pelayanan juga dilakukan secara efektif via internet. Proses perizinan dan pengurusan akte kelahiran misalnya. Sudah tak perlu repot lagi ke kantor kecamatan atau dinas terkait. Cukup diurus di kantor desa.
"Surat pernyataan miskin yang biasanya sampai enam hari dalam pengurusannya, sekarang bisa kita pangkas hanya sehari saja. Kita menerapkan layanan one stop service. Semuanya diurus lewat satu pintu, dengan ruang pelayanan nyaman dan seorang resepsionis khusus," ungkap Suwedi.
Suwedi melanjutkan, Desa Kampung Anyar juga melakukan inovasi dalam pelayanan publik dan upaya pemberantasan kemiskinan, anak putus sekolah maupun kasus tindak kekerasan pada anak. "Melalui Perdes (peraturan desa) kita membentuk Tim Sigap Mandiri Rukun Tetangga (TSM-RT) yang terdiri para Linmas untuk memantau anak-anak putus sekolah maupun tindak kekerasan pada anak."
Untuk realisisasi Program Unit Gawat Darurat (UGD) Kemiskinan yang bersinergi dengan Smart kampung, Suwedi menjelaskan, Ketua RT dan RW juga dilibatkan. "Mereka dilibatkan untuk memantau dan melaporkan setiap ada warga miskin yang sedang sakit atau membutuhkan keperluan layanan yang lain."
Selain itu, kantor desa juga difungsikan sebagai pusat aktivitas warga. Dengan fasilitas internet, warga bisa mengakses informasi maupun belajar di kantor desa. "Tapi jelang Magrib, WiFi sudah kami matikan. Ini agar anak-anak tetap bisa mengaji dan beribadah di masjid atau di rumahnya masing-masing," ujarnya.
Di kantor desa juga ada perpustakaan yang menjadi tempat sangat representatif bagi anak-anak untuk belajar. Begitu pula Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) juga telah memiliki bidan yang stand by memberi pelayanan. Di malam-malam tertentu, di kantor desa juga digelar acara kebudayaan dan kesenian.
"Di sini ada tiga grup kuntulan, setiap minggu kita gilir. Kadang juga kesenian barong atau yang lain," ujarnya.