”Bapak Menhub mengapresiasi karya perajin Banyuwangi, dan beliau mengundang perajin sini untuk mengisi gedung Kementerian Perhubungan," ujar Anas
Merdeka.com, Banyuwangi - Karya para perajin furnitur di Kabupaten Banyuwangi kian mendapat pengakuan. Setelah sebelumnya banyak memasok kebutuhan hotel dan properti di Jakarta, Bali, Surabaya hingga ke Jepang dan Australia. Kini mereka mendapat apreasiasi dari Kementerian Perhubungan. Selain ditawari untuk mengisi gedung Kementerian Perhubungan, tidak menutup kemungkinan karya perajin Banyuwangi bakal dipakai di sejumlah bandara di Indonesia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi pada akhir pekan lalu di Banyuwangi membawa berkah bagi perajin lokal Banyuwangi. Saat melihat sejumlah furnitur yang mengisi terminal hijau Bandara Blimbingsari Banyuwangi, pendopo kabupaten dan sejumlah hotel, Menhub Budi pun tertarik. Budi yang merupakan alumnus arsitektur UGM Yogyakarta rupanya tertarik dengan karya-karya artistik perajin Banyuwangi.
”Bapak Menhub mengapresiasi karya perajin Banyuwangi, dan beliau mengundang perajin sini untuk mengisi gedung Kementerian Perhubungan. Bahkan tidak menutup kemungkinan nanti mengisi di bandara-bandara. Kami sangat berterima kasih karena itu bisa menggerakkan ekonomi warga Banyuwangi, khususnya kalangan perajin,” ujar Anas.
Anas mengatakan, sektor furnitur di Banyuwangi merupakan salah satu bagian dari ekonomi kreatif yang terus tumbuh. Karya para perajin itu telah banyak diakui. Terbukti telah banyak diekspor ke sejumlah negara dan mengisi pasar di berbagai kota besar di Indonesia.
”Furnitur Banyuwangi punya artistik tersendiri, presisi, rapi. Insya Allah dengan semakin tumbuhnya pasar, mereka menjunjung tinggi kesepakatan bisnis. Pengiriman bentuk barang semuanya sesuai kesepakatan. Karya para perajin furnitur itu juga bisa dibeli melalui situs belanja UMKM banyuwangi-mall.com,” katanya.
Anas memaparkan, selama ini di sejumlah ruang publik di Banyuwangi memang dijadikan etalase produk-produk kreatif. Salah satu tujuannya adalah untuk menarik minat para tamu yang semakin banyak berkunjung ke Banyuwangi. Selain para pejabat kementerian dan BUMN, para tamu lainnya adalah delegasi pemerintah daerah lain yang banyak berkunjung untuk melakukan studi banding.
"Memang ruang publik seperti bandara, pendopo dan lounge pelayanan publik kita jadikan etalase. Tamu yang berkunjung bisa langsung merasakan. Jika berminat, silakan beli langsung ke perajinnya, pemkab tidak ikut-ikut dalam jual beli itu. Tugas kami hanya ikut membantu promosi. Terbukti banyak tamu yang berminat beli, termasuk yang terakhir adalah Pak Menhub setelah berkunjung ke Banyuwangi akhir pekan lalu," jelas Anas.
Kepala Bagian Humas Pemkab Banyuwangi Juang Pribadi menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor-sektor ekonomi kreatif tumbuh pesat di Banyuwangi. Industri furnitur tumbuh hampir 60 persen dari Rp 193 miliar (2010) menjadi Rp 304,1 miliar (2014). Industri kayu, barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya tumbuh hampir 50 persen dari Rp 634 miliar menjadi Rp 941 miliar.
Adapun subsektor ekonomi kreatif lainnya, seperti sektor kuliner tumbuh 70 persen dari Rp 475,76 miliar (2010) menjadi Rp 811,7 miliar (2014). Adapun sektor jasa lainnya yang di dalamnya ada subsektor kesenian, hiburan dan rekreasi tumbuh dari Rp 403 miliar menjadi Rp 564 miliar.