1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

'Orang PDIP kalau mau lihat banteng yang asli harus ke Banyuwangi'

"Kalau setiap hari saja ada satu ranting berkunjung ke sana, pasti bakal ramai," ujar Anas berpromosi.

Bupati Anas. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Selasa, 25 Oktober 2016 11:49

Merdeka.com, Banyuwangi - Ketika sejumlah daerah di Indonesia menerima pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat, tidak demikian dengan Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu dianggap sehat, antara lain karena realisasi penyerapan anggarannya tinggi dan laporan keuangan transparan.

Oleh sebab itu, ke depan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ingin membangun Sumber Daya Manusia unggul di sektor keuangan. Salah satunya merekrut pegawai keuangan terbaik dengan syarat IPK tinggi.

"Makanya nanti kami ingin menerima pegawai keuangan yang IP-nya harus 3,5. Harus pinter, memahami betul soal keuangan," kata Anas saat jadi pembicara dalam Rembuk Nasional 2016 dengan tajuk 'Bergegas Membangun Indonesia' dalam rangka perayaan dua tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi di Hotel Grand Sahid, Senin (24/10).

"Kalau sarjana agama nanti khawatirnya disedekahkan," ujar Anas bercanda yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan peserta rembuk di ruang tujuh yang membahas soal Sosial Budaya, Kesehatan dan Pencapaian Daerah Tertinggal bersama pembicara lainnya; Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Bupati Lahat, Sumatera Selatan, Saifudin Aswari Rivai.

Namun demikian, Anas menjelaskan, IPK tinggi tidak serta merta menjadi jaminan bakal bagus saat menjadi pegawai. Oleh sebab itu, pasca-proses rekrutmen, pemkab akan memberi pelatihan skill beberapa bulan sebelum terjun langsung menangani keuangan daerah.

"Jadi syarat IPK 3,5 itu harus, tetapi tetap harus diberi pelatihan lebih dahulu sebelum terjun ke lapangan, biar skill mereka semakin bagus," ujarnya.

Dalam acara Rembuk Nasional tersebut, Anas juga menceritakan tentang pertumbuhan perekonomian Banyuwangi di kisaran 6,2 persen pada tahun ini. Pada 2015, kata dia, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sebesar 6,01 persen, masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,79 persen dan Jatim sebesar 5,49 persen.

Sektor pariwisata yang berkembang juga menjadi pilar penjaga gerak perekonomian Banyuwangi, termasuk mendorong pendapatan per kapita masyarakat dari Rp 14,7 juta per orang per tahun pada 2014 menjadi Rp 33,7 juta per orang per tahun pada 2015. Tingkat kemiskinan juga berhasil ditekan hingga 9,93 persen dari angka 20 persen sebelum 2010.

Anas melanjutkan, Banyuwangi juga menduduki rangking tiga di Jawa Timur sebagai daerah yang paling diminati untuk investasi, di bawah Kota Surabaya dan Gresik. "Padahal Banyuwangi hanya masuk ring tiga di Jawa Timur, berbeda dengan Surabaya dan Gresik yang merupakan ring satu," katanya.

Anas lalu menampilkan slide tentang potensi wisata di kabupaten berjuluk The Sun Rise of Java tersebut, misalnya fenomena alam 'Blue Fire' di Kawah Ijen yang setiap malam minggu dikunjungi sekitar 3000 wisatawan asing. Tak lupa, Anas juga mempromosikan eksotisme Taman Nasional Baluran yang berjuluk Afrika Kecil.

"Di sini (Taman Nasional Baluran) ada banteng asli. Nah orang PDIP kalau mau melihat banteng yang asli harus ke Banyuwangi. Kalau setiap hari saja ada satu ranting berkunjung ke sana, pasti bakal ramai," ujar Anas berpromosi yang lagi-lagi mengundang tawa dan tepuk tangan peserta rembuk.

(MT/MT)
  1. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA