Satgas Paman Tak Resah merupakan tim pemantauan di tingkat kabupaten untuk membentuk pemantau jajanan anak di sekolah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara bertahap melakukan pemantauan kualitas jajanan anak-anak di area sekolah. Salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas Pengawas Jajanan Sekolah yang disebut Satgas Paman Tak Resah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, pembentukan Satgas Paman Tak Resah merupakan komitmen agar kualitas makanan anak-anak didik di Banyuwangi harus sehat. Sehingga tidak mengancam kesehatan anak yang bisa mengganggu aktivitas belajar.
"Ke depan makanan anak-anak secara bertahap harus sehat. Tidak ada gunanya fasilitas Puskesmas baru dan pelayanan kesehatan bagus jika tradisi konsumsi masyarakat kita buruk. Maka di setiap sekolah saat ini saya minta juga ada inspektur cilik," ujar Anas saat melantik Satgas Paman Tak Resah di Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (7/4).
Satgas Paman Tak Resah merupakan tim pemantauan di tingkat kabupaten untuk membentuk inspektur cilik dan remaja di setiap sekolah mulai tingkat SD sampai SMA di Banyuwangi. "Jadi Satgas Paman Tak Resah ini untuk menjamin makanan yang tak beracun, aman, enak dan higienis (Tak Resah)," ujarnya.
Satgas Paman Tak Resah, terdiri dari sinergisitas tim Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Dari 782 sekolah tingkat SD dan 75 sekolah tingkat SMA, saat ini sudah ada tiga anak dari masing-masing sekolah yang diberi edukasi untuk menjadi inspektur cilik dan remaja.
"Sampai tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, inspektur cilik sudah terbentuk. Disamping memantau, kami akan sosialisasi dan edukasi kepada penjaja di lingkungan sekolah," kata Ketua Satgas Paman Tak Resah, Agus Siswanto usai dilantik.
Agus yang juga menjabat sebagai Asisten Pembangunan dan Kesra Pemkab Banyuwangi ini mengatakan, semua ini dilakukan agar anak-anak di sekolah terhindar dari makanan tidak sehat dan beracun. Saat ini kondisi kualitas jajanan sekolah di Banyuwangi rata-rata masih mengandung zat berbahaya sekitar 10 persen. Seperti mengandung rodamin, boraks dan formalin.
"Beberapa sekolah lalu, peyeknya mengandung rodamin B. Masih ada 10 persenan jajanan tidak sehat. Sebagian besar jajanan kemasan, ciki-ciki, buatan cimol, cilok, sempol. Pewarna yang paling berbahaya," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi yang juga menjadi anggota Satgas Paman Tak Resah, Sulihtiyono.