1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pedagang Pasar Genteng Banyuwangi antusias lihat mata uang baru

"Permisi, ini bu ada uang baru dari BI edisi 2016. Jadi kalau ada pembeli pakai uang baru seperti ini diterima ya bu," kata Qotus.

Sosialisasi uang baru dari BI. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 22 Desember 2016 13:30

Merdeka.com, Banyuwangi - Ratusan pedagang Pasar Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terlihat antusias saat dikenalkan dengan mata uang rupiah baru. Tidak hanya pedagang, BI Cabang Jember bersama 10 mahasiswa juga mengenalkan kepada tukang becak, ojek, pelanggan warung dan siapapun yang sedang ditemui di pasar.

Sebanyak 10 mahasiswa asal Universitas Jember dan IAIN Jember ini berbagi tugas dengan memisahkan diri ke setiap lini gang Pasar Genteng. Berbekal atribut baju plastik yang dikalungkan ke badan bertuliskan BI dan informasi uang baru, mahasiswa ini menghampiri setiap pedagang dan kerumunan.

"Permisi, ini bu ada uang baru dari BI edisi 2016. Jadi kalau ada pembeli pakai uang baru seperti ini diterima ya bu. Kalau penukaran bisa langsung ke BI aja Bu," ujar salah satu mahasiswa asal IAIN, Qotuz, saat mengenalkan uang baru ke pedagang, Kamis (22/12).

Qotuz lantas menjelaskan ciri-ciri uang yang baru ke para pedagang, agar tetap waspada setiap menerima uang. Dia pun memberi tahu bagaimana membedakan uang asli dan palsu.

"Cara mengenal keasliannya sama. Bagian kasar ini untuk tuna netra, juga di terawang, dan dilihat kalau yang asli kelihatan juga dari warnanya," katanya, sambil mempraktikkan dan suruh merasakan lembaran fisik uang baru.

Seorang pedagang menyambut baik sosialisasi tersebut. "Takut kalau palsu. Kalau enggak ada info begini ya enggak mau. Kalau sudah tahu kan jadi enggak takut," tukas Sutimah, pedagang sayur Pasar Genteng.

Sutimah lantas bercerita bahwa dia sudah pernah menerima uang palsu pecahan Rp 100 ribu dan 50 ribu. Sehingga, dia sudah teliti untuk membedakan mana uang asli dan palsu.

"Kalau uang palsu kan halus. Pernah dapat pengalaman nerima uang palsu, Rp 100 ribu sama 50 ribu. Kalau uang yang sekarang, menurut saya warnanya bagus. Warnanya muda-muda," ujarnya.

Selain itu, tukang becak Surahmat, usai dikenalkan uang baru mengatakan, informasi pengenalan ini penting agar tidak dinilai uang mainan. "Tadi Dikasih tahu ciri-cirinya. Agar bisa mengenal uang yang baru. Kan hampir sama kayak uang-uangan itu," kata tukang becak di Pasar Genteng sejak 2000 ini.

Tidak jauh berbeda, pedagang beras, Mariati juga mengaku perlu informasi uang baru ini. Dia sendiri juga pernah menerima uang palsu.

"Ini yang tetap gambar pahlawannya Soekarno ya. Kalau gini biar enggak takut nerima uang baru, karena sudah tahu infonya. Kalau enggak nerima info takutnya uang palsu. Saya juga pernah nerima uang palsu, makanya hati-hati," ujarnya.

Sementara itu, Petugas Kasir Bank Indonesia (BI) Jember, Eko Andriyanto, mengatakan yang membedakan uang rupiah baru dengan sebelumnya, yakni mulai dari desain dan terdapat dua tanda tangan dari Gubernur BI dan Kementerian Keuangan.

"Pecahan baru, sesuai amanat UU Mata Uang Nomor 7 Tahun 2011, di sini ada tanda tangan Gubernur BI dan Menteri Keuangan. Kemudian, perbedaan satu lagi, di tulisan kalau dulu di atas nominal ada tulisan 'Bank Indonesia', kalau sekarang 'Negara Kesatuan Republik Indonesia'," kata Eko.

Sementara itu, untuk mengetahui keasliannya, masih sama dengan yang dulu. Yakni dengan cara 3 D (Diterawang, Dilihat dan Diraba). "Kalau untuk ciri keaslian seperti yang lama, 3 D. Kemudian desain, ukuran dan bahan uang seperti yang lama," ujarnya.

(MT/MUA)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA