1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pemkab Banyuwangi dorong siswa kejar paket lanjut kuliah

"Dulu prioritasnya pemberantasan buta aksara, namun sekarang sudah mempertinggi jenjang pendidikan," ujar Sulihtiyono.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Sulihtiyono. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 30 Oktober 2017 09:21

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan angka putus sekolah bisa terus ditekan, salah satunya melalui program Gerakan Daerah Angkatan Anak Putus Sekolah (Garda-Ampuh).

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Sulihtiyono, saat menghadiri kelulusan kejar pendidikan paket B dan C yang sebagian besar sudah berkeluarga di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Minggu (29/10).

"Dulu prioritasnya pemberantasan buta aksara, namun sekarang sudah mempertinggi jenjang pendidikan. Lulusan kerja paket bisa kuliah dan menjadi pegawai negeri. Teman-teman akan difasilitasi untuk kuliah di UT," ujar Sulihtiyono.

Peserta pendidikan paket B setara SMP dan C untuk SMA di Desa Jambewangi ini, dinilai paling antusias, dengan lulusan 216 siswa. Rata-rata para siswa kejar paket sudah berusia 30 tahun ke atas dari beragam profesi. Mulai dari Ibu rumah tangga, guru paud, perangkat desa, ketua RT, petani hingga pedagang.

"Mereka dari beragam profesi, dan usianya sudah 30 ada yang 40 tahun. Yang belum lulus SMP ikut paket B, dan paket C untuk SMA," tuturnya.

Sejak program Garda Ampuh diluncurkan pada Mei 2016, hingga saat ini sudah berburu dan melanjutkan pendidikan 5.198 siswa, dan telah meluluskan 2.800 warga atau anak putus sekolah.

Tim Garda Ampuh pemburu warga putus sekolah dilakukan lewat pendataan mulaid dari RT/RW di seluruh Desa dan Kecamatan di Banyuwangi. Bagi yang masih usia sekolah akan diantarkan agar melanjutkan pendidikan di sekolah. Sementara bagi yang sudah tua, akan diikutkan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

"PKBM di Banyuwangi yang sudah terakreditasi sudah ada 38. Presentasi buta huruf tinggal 0,3 persen. Karena target kami sudah wajib belajar 12 tahun," jelasnya.

Subuh Wiliyono (46), salah satu peserta kejar paket C mengaku enang bisa kembali mengikuti kegiatan belajar. Baginya bisa memantik ingatan belajar saat dia masih Anak-anak.

"Mengingatkan memori yang sudah lampau. Hingga ingat kembali. Semoga desa Jambewangi terbebas dari buta huruf. Meski sudah tua, kami sudah hafal nilai Pancasila," ujar pria yang kesehariannya menjadi pedagang ini.

Peserta lainnya, Fatoni yang juga mengejar paket C menginginkan bisa lanjut belajar hingga perguruan tinggi. Meski saat ini dia sudah berkeluarga dan memiliki anak.

"Saya dan teman-teman rata-rata sudah punya anak. Tentu yang jadi prioritas pendidikan anak kami. Jadi apakah bisa melanjutkan kuliah dan dapat beasiswa," ujarnya mengajukan pertanyaan.

Seperti yang dijelaskan dinas pendidikan, Ketua PKBM Bina Makmur, Jambewangi, Wahyuono mengatakan kesempatan beasiswa kepada siswa kejar paket juga dimiliki agar bisa lanjut ke Universitas Terbuka. "Kalau berprestasi pasti bisa. Karena memang ada program beasiswanya," katanya.

Sejumlah 216 siswa kejar paket yang dikumpulkan Wahyu di desanya, dilakukan dengan cara memberikan edukasi melalui pengajian-pengajian tentang pentingnya pendidikan.

"Melalui pendekatan saat pertemuan pengajian, dengan sosialisasi seperti itu tambah efektif. Mereka awalnya tidak mau, karena posisinya sudah kerja semua," kata Wahyuono menegaskan.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA