Warga tampak antusias berdiri di sepanjang lintasan balapan sambil membawa bendera negara peserta lomba.
Merdeka.com, Banyuwangi - Etape pertama International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 sudah dimulai. Lomba balap sepeda sejauh 171,4 kilometer ini dimulai di Waduk Sidodadi, Kecamatan Glenmore menuju Taman Blambangan.
Lomba dipastikan bakal seru 'perang' kecepatan para sprinter andal bakal menjadi tontonan menarik. Warga pun tampak antusias berdiri di pinggir lintasan rute dilalui para pembalap. Mereka terlihat melambai-lambaikan bendera negara yang menjadi peserta ITdBI.
Sementara para pembalap, di awal start dimungkinkan masih terus dalam satu rombongan. Ini dilakukan, agar tenaga mereka masih tetap prima hingga 200 hingga 400 meter jelang garis finish. Di jarak ini para pembalap akan mengerahkan seluruh kekuatannya dalam bunch sprint (adu cepat) untuk menentukan siapa terbaik di etape pertama ini.
Di etape pertama ini, para pembalap akan melalui rute Waduk Sidodadi-Genteng-Kebondalem, sisi timur Gunug Srawet-Pasar Purwoharjo-Kantor Pos Rogojampi-Songgon Mangir-Licin-Perliman-Taman Blambangan.
Di sepanjang jalur akan ada tiga kali intermediate sprint alias ajang sprint bagi para pembalap di tengah lomba. Tiga intermediate sprint ini berada di Maron atau 19,5 kilometer dari start, Benculuk (82,9 kilometer), dan Rogojampi (156,9 kilometer). Para pembalap akan saling berlomba mengumpulkan poin di tiga lokasi tersebut.
Meski etape pertama ItdBI 2016 ini termasuk etape flat. Para pembalap tetap dikenalkan rute tanjakan di Benculuk, Rogojampi dan di Sumberbuluh yang memiliki tinggi jalan sekitar 422 meter.
Di bagian lain, etape pertama ITdBI ini dihuni sebagian sprinter murni, dan hampir semua tim lebih fokus merebut juara umum dengan memasukkan pembalap climber dalam line up-nya. Namun bukan berarti beberapa pembalap lain dalam tim tidak memiliki sprint power dahsyat untuk bertarung di akhir etape nanti.
Tim Continental asal Malaysia, Terengganu Cycling Team misalnya. Mereka membawa sprinter tangguh, Anuar Manan. Pembalap profesional asal Malaysia ini telah mengoleksi lebih dari 19 kemenangan etape di sepanjang karirnya. Dan sebagian besar didapat dari adu sprint. Anuar juga cukup familiar dengan medan balap di Indonesia. Dia dua kali menjuarai Tour de East Java, edisi 2010 dan 2013.
Selain Anuar, masih ada Benjamin Prades dari Team UKYO Jepang. Meski bukan sprinter murni, pembalap asal Spanyol ini mampu berduel di arena sprint. Bahkan tahun lalu bersama Matrix Powertag, Prades sukses merebut jawara etape dua di ITdBI 2015.
Karena bukan sprinter murni, Prades diyakini tak akan kesulitan melahap tanjakan kategori tiga di Sumberbuluh. Dia bisa terus menjaga kecepatannya dalam rombongan sebelum mengerahkan semua tenaga di akhir etape.
Meski begitu tak hanya para sprinter yang harus diwaspadai. Raja tanjakan dari China, Wang Meiyin asal Wisdom Hengxiang Cycling Team juga perlu diperhitungkan di etape pertama. Dia memang bukan pembalap sprinter, tapi seorang climber andal yang aagresif. Terbukti di Tour de Langkawi Malaysia 2016 dia menyandang gelar 'King of Mountain.'
Di Tour de Langkawi 2013, Meiyin pernah meninggalkan pleton atau barisannya seorang diri (breakaway). Jarak antara dia dan peloton sangat jauh waktu itu. Meiyin pun bisa leluasa menguasai intermediate sprint sekaligus beberapa kategori tanjakan di tengah rute.
Jika kompetitor tidak mewaspadai pergerakan Meiyin seperti di Tour de Langkawi. Bisa jadi pembalap 28 tahun ini akan kembali mempecundangi semua pembalap ITdBI 2016 dan sukses melenggang ke garis finish sendirian.