1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Persiapan IMF-WB Annual Meeting di Bali 94 persen beres

"Ini menjadi persiapan terakhir dalam tahap-tahap menyiapkan office itu dan konektivitasnya," kata Sri Mulyani.

Menkeu Sri Mulyani dan Bupati Anas / Ahmad Suudi. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Rabu, 19 September 2018 18:18

Merdeka.com, Banyuwangi - Persiapan penyelenggaraan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) Annual Meeting yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober mendatang, hampir selesai. Persiapan yang dilakukan pemerintah telah mencapai 94 persen, diperkirakan mencapai 100 persen akhir Sepetember ini.

Sisa 6 persen persiapan yang belum selesai adalah tes infrastruktur teknologi informasi (IT) di konversi office atau kantor hasil konversi yang telah disediakan. Hotel-hotel di Nusa Dua akan dikonversikan menjadi 600 office yang akan menjadi tempat para peserta bekerja memenuhi tanggung jawab mereka di sela-sela mengikuti berbagai pertemuan.

Mereka yang akan menggunakan kantor konversi itu adalah 15 ribu orang peserta IMF-WB Annual Meeting dari kalangan pemerintahan, lembaga keuangan internasional, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, pelaku bisnis, sektor swasta, akademisi, dan media massa internasional dari 189 negara.

"Ini menjadi persiapan terakhir dalam tahap-tahap menyiapkan office itu dan konektivitasnya. Peserta IMF-WB melakukan pertemuan sambil bekerja, jadi mereka membutuhkan konektivitas internet yang semuanya akan dites pada akhir bulan ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) setelah membuka acara seminar Voyage to Indonesia dengan tema pembangunan pariwisata berkelanjutan di Hotel Aston, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (19/9).

Dari gelaran akbar itu pemerintah berharap terjadi promosi pariwisata Indonesia kepada para pejabat dan tokoh berbagai negara tersebut. Telah dipersiapkan 7 daerah yang menjadi tujuan wisata mereka, yakni Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Tana Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan, Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara, Yogyakarta, Bali dan tetangganya, Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pertumbuhan pendapatan negara dari sektor pariwisata internasional pada tahun 2017 meningkat 5 persen dari tahun sebelumnya, menjadi USD 1.332 miliar. Menurut World Travel and Tourism Council (WTTC), kegiatan perjalanan dan wisata Indonesia tahun 2017 menyumbangkan pergerakan ekonomi sebesar Rp 787.100 triliun.

Kemenkeu juga melaporkan sektor perjalanan dan pariwisata menyumbang kesempatan kerja pada 12,2 juta orang di Indonesia pada tahun 2017, atau sekitar 10 persen dari total lapangan kerja nasional. Bahkan pada tahun 2028 nanti, diperkirakan lapangan kerja dari sektor perjalanan dan pariwisata yang sebagian besar berbentuk layanan jasa, akan menyerap hampir 17 juta orang pekerja.

The World Economic Forum’s Travel and Tourism Competitiveness Report 2017 mencatatkan Indonesia berada di urutan 42 dari 141 negara yang berkontribusi besar dari indeks sumber daya alam dan kekayaan budaya. Dari berbagai laporan itu juga, Sri Mulyani menganggap pariwisata sebagai sektor pendulang devisa yang cukup menjanjikan.

Pembangunan infrastruktur yang dikebut pemerintah juga untuk mengembangkan investasi ekonomi dan pariwisata di berbagai daerah Indonesia. Dia yakin meningkatnya ekspor dan pariwisata akan mampu
memberikan pemasukan devisa negara.

"Pembangunan dan suksesnya pariwisata akan membantu ketahanan perekonomian nasional karena meng-generate kegiatan yang menerima devisa, yang diharapakan akan mengurangi current account devisit di Indonesia," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. IMF World Bank
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA