Tidak hanya di desa, sosialisasi juga akan dilakukan di sekolah dan kampus.
Merdeka.com, Banyuwangi - Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia 1 Desember, Banyuwangi gelar acara longmarch dan kampanye damai. Acara tersebut melibatkan relawan AIDS, anggota Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyuwangi, dan pelajar SMP. Bukan hanya itu, anggota TNI dan Polri sekaligus turut berpartisipasi dalam suksesnya acara.
Peringatan tahunan tersebut diawali dengan longmarch dari depan Kantor KPA menuju lokasi kampanye damai yang berada di ruang publik Taman Sayu Wiwit yang berada di depan Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria, Kamis (1/12). Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan kampanye damai dan sosialisasi bahaya HIV/AIDS. Hadir dalam acara tersebut Dandim 0825 Letkol (Inf) Roby Bulan.
Dandim Roby Bulan mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya KPA untuk menekan penyebaran penyakit ini. “Saya akan menginstruksikan para Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk terjun langsung mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS di tengah masyarakat. Karena ini adalah masalah sosial yang harus kita tanggulangi bersama,” ujar Roby.
Ia menambahkan, untuk mengintensifkan penekanan penyebaran HIV/AIDS di Banyuwangi, KPA Banyuwangi bersinergi dengan Kodim 0825 dalam melakukan sosialisasi hingga ke tingkat desa. Tak hanya kepada warga desa, sosialisasi juga akan dilakukan secara masif di sekolah-sekolah dan kampus. Menurut dia, kedua lokasi tersebut merupakan tempat di mana generasi muda dicetak.
“Kami ingin remaja kita bebas HIV/AIDS. Mereka harus diberi pemahaman bahwa penyebaran HIV/AIDS ini merupakan agregat dari sejumlah perilaku menyimpang, misalnya penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris KPA, Waluyo mengatakan sinergi dengan Kodim 0825 merupakan langkah yang tepat. Bahkan, lanjut dia, pihaknya bersama kodim akan langsung melakukan sosialisasi hingga hari ini, Jumat (2/12).
“Usai seremonial peringatan Hari AIDS sedunia ini, kami bersama Dandim akan langsung menuju ke Dusun Mangli, Kecamatan Songgon untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang bahaya dan cara penyebaran HIV/AIDS. Sosialisasi ini akan kami lakukan secara bergantian ke desa-desa untuk membuka wawasan dan pemahan warga desa akan bahaya penyakit ini dan bagaimana menghindarinya. Sehingga angka penyebaran HIV/AIDS di Banyuwangi bisa terus ditekan,” jelas Waluyo.
Dalam sosialisasi tersebut, imbuhnya, akan dijelaskan secara gamblang bagaimana penyakit mematikan itu ditularkan. Di antaranya, melalui perilaku seks bebas, melakukan hubungan seksual dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan ODHA.
“Ini yang harus dihindari. Kita akan gencar serukan gerakan hidup sehat, agar terhindar dari segala penyakit khususnya HIV/AIDS. Namun demikian, kita juga sampaikan kepada masyarakat bahwa yang harus dihindari itu penyakitnya, bukan ODHA-nya. Sehingga, tidak ada perlakuan diskriminasi kepada para ODHA,” ujar Waluyo.
Selain gencar melakukan sosialisasi, sejumlah upaya pencegahan pun terus dilakukan KPA. Di antaranya, memberikan kesadaran kepada kelompok masyarakat beresiko untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin hingga mengajaknya untuk mengubah pola hidup ke arah yang lebih baik. Serta menggelar tes HIV gratis di sejumlah titik secara periodik. Misalnya, di pelabuhan dan terminal bus.
Selain itu, untuk melindungi para ODHA, KPA juga melakukan pendampingan secara psikologis kepada mereka. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri dan meningkatkan kualitas hidup para ODHA.