Beliau adalah sosok ulama yang menghabiskan waktunya untuk NU. Jadi mari kita melakukan shalat gaib setelah shalat Jumat," ujar Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Meninggalnya tokon Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Muzadi juga dirasakan masyarakat NU di Banyuwangi. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi menyerukan agar melakukan shalat ghaib serentak pada hari ini, Jumat (17/3).
Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi, KH. Masykur Ali menyampaikan seruan untuk melakukan shalat ghaib. Terutama ditujukan kepada pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) tingkat kecamatan dan masing-masing pengurus ranting tingkat desa serta pengurus badan otonom NU.
Dia juga menginstruksikan, agar melakukan doa tahlil selama tujuh hari yang ditujukan untuk KH. Hasyim Muzadi. “Kami sangat kehilangan sosok ulama yang tegas dan menyejukkan,” ujarnya, Jumat (17/3).
Mendukung seruan tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar juga mengajak jajaran birokrasi, dan warga yang melaksanakan shalat Jumat di Masjid Pemkab Banyuwangi untuk melakukan doa sekaligus melaksanakan salat gaib untuk KH. Hasyim Muzadi.
"KH. Hasyim itu beliau beberapa kali pernah datang ke Banyuwangi. Beliau adalah sosok ulama yang menghabiskan waktunya untuk NU. Jadi mari kita melakukan shalat gaib setelah shalat Jumat," ujar Anas, Jumat (17/3).
Sementara itu Ketua IPNU Banyuwangi, Yahya Muzaki yang turut hadir menjadi jamaah shalat ghaib di Masjid Pemkab mengatakan, KH. Hasyim Muzadi merupakan sosok negarawan yang bisa menjadi panutan.
"Beliau menjadi negarawan, penyeimbang kembali setelah Gus Dur meninggal. Meninggalnya beliau benar-benar membuat kami kehilangan," ujarnya.
Yahya berharap meninggalnya KH. Hasyim Muzadi bisa menjadi refleki bersama agar generasi muda bisa lebih mengenal tokoh-tokoh NU. "Salah satunya dengan meningkatkan literasi kepada tokoh-tokoh NU agar tidak putus keilmuannya," kata dia.