Hingga tepat pada pukul 00.00 WIB sebelum menyeberang ke Bali, Fitri akhirnya melahirkan di dalam bus tanpa didampingi perawat maupun bidan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Yul Fitri (32) tak pernah menyangka jika dirinya akan melahirkan di dalam bus. Saat melakukan perjalanan pulang dari Malaysia ke kampung halaman di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sebagai TKW, Fitri harus pulang ke Indonesia agar status bayi di dalam kandungannya bisa lahir sebagai warga negara Indonesia. Usia kehamilan Fitri yang sudah masuk 9 bulan, membuat dirinya harus melalui jalur darat dan laut. Dia tidak boleh naik pesawat karena usia kandungannya sudah 9 bulan.
Memasuki hari kelima perjalanan dari Surabaya ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menggunakan Bus Fitri beberapa kali mengalami pendarahan.
Hingga tepat pada pukul 00.00 WIB sebelum menyeberang ke Bali, Fitri akhirnya melahirkan di dalam bus tanpa didampingi perawat maupun bidan. Kondisi ruang bus yang gelap dan terus menahan sakit dia akhirnya agak berdiri dari tempat duduk.
"Memang sudah ada rasa sampai keluar darah, tapi saya tahan. Di bus kan gelap, jadi saya agak berdiri dan bayinya keluar, langsung saya pegang biar tidak jatuh," ujarnya saat ditemui di ruang perawatan persalinan milik Bidan sekitar Pelabuhan Ketapang, Jumat (17/3).
Peristiwa melahirkan di dalam bus ini membuat penumpang lain kaget. Tali pusar bayi kemudian diputus oleh dua bidan yang selalu standby di pelabuhan ketapang. Fitri dan bayi laki-lakinya kemudian dibawa menggunakan ambulance ke tempat persalinan mandiri bidan terdekat.
Fitri melakukan perjalanan pulang dari Sarawak, Malaysia pada tanggal 12 Maret lalu menggunakan kapal Pelni menuju Surabaya. Kemudian dia menggunakan Bus Tiara langsung jurusan ke Bima NTB untuk turun ke Lombok. Sebelum melakukan perjalanan, Fitri sudah sempat periksa ke dokter untuk mencari tahu perkiraan kapan tepatnya dia akan melahirkan. Namun prediksi dokter maju 10 hari dari perkiraan lahir.
Bayi laki-laki yang belum diberi nama ini, lahir dengan berat 2,8 kilogram dan panjang 48 centimeter. Pihak keluarga dan suaminya sudah diberi kabar namun memutuskan tidak menjenguk. Dari situ, Fitri memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan pulang saat kondisinya membaik.
"Mungkin namanya nanti ada Banyu-nya. Saya pun macam mimpi melahirka di sini. Habis ini balik saja sendiri ke Lombok," ujar Ibu tiga anak ini.
Dalam perjalanannya, Fitri hanya membawa satu tas kecil. Hanya saja saat melahirkan di bus, satu buah handphone miliknya hilang dicuri. "Ini ada satu lagi yang kecil. Jadi masih bisa hubungi keluarga," ujarnya.
Sementara itu, Amelia Hasanah, Bidan yang merawat Fitri, mengaku sering melakukan upaya persalinan di atas kapal penyeberangan Selat Bali. "Sekarang sudah ada bidan di Pelabuhan Ketapang, kalau dulu belum ada. Saya yang harus ke Pelauhan biasanya itu persalinan di atas kapal," ujarnya.
Dia melanjutkan saat ini Fitri berulangkali meminta agar diperbolehkan melanjutkan perjalanan pulang. Namun Amelia melarang hingga kondisinya benar-benar pulih.
"Hari ini dia minta pulang, tapi belum saya perbolehkan karena masih perawatan. Saya takutnya jadi pendarahan. Standarnya perawatan kalau agak jauh dua sampai tiga hari dulu," ujarnya.
Melihat kondisi pasiennya, Amelia tidak memungut biaya. Serta bakal memastikan mendapat asuransi dari pihak bus agar bisa melanjutkan pulang. "HP-nya ilang uangnya pas-pasan dan pihak bus mau tanggung jawab untuk pemulangan," ujar dia.