Lontong campur khas Glenmore memiliki keunikan pada kuahnya, yaitu menggunakan bumbu Bali.
Merdeka.com, Banyuwangi - Lontong campur adalah Salah satu kuliner di Kecamatan Glenmore Banyuwangi, Jawa Timur, ini cukup terkenal kelezatannya. Harganya pun cukup murah hanya Rp 7.500 per porsi. Walau dengan porsi yang cukup mengenyangkan, banyak dari pelanggan yang nambah satu porsi lagi.
Contohnya, seperti pengakuan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Saat di Festival Padi, yang digelar di Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, orang nomor satu di Tanah Blambangan ini menyempatkan diri singgah di warung lontong campur.
Setelah menikmati makanan khas warga Glenmore itu, Bupati Anas pun mengaku ketagihan. Dia pun ingin kembali singgah di warung yang menjajakan makanan unik tersebut. “Makanannya enak loh. Saya sudah mencobanya waktu Festival Padi kemarin (20/7). Nanti kalau saya ke Glenmore, saya mau mencobanya lagi,” kata Bupati Anas, Selasa (26/7).
Di Glenmore, tak hanya lontong campur yang terkenal lezat. Tapi ada dua kuliner lainnya yang juga tersohor kelezatannya. “Di Glenmore ini, selain pertanian dan perkebunan kakao (coklat), juga terkenal dengan tiga makanannya. Ada lontong campur, ada bakpia dan tape. Malah kalau tape ini, sering dibeli pedagang luar daerah dan membrandingnya menjadi tape khas daerahnya masing-masing,” aku Anas.
Untuk lontong campur sendiri, memiliki keunikan pada kuahnya. Menurut Ita Zuroida, salah satu pedagang lontong campur di Glenmore, lontong campur ini cuma ada di sini. “Makanan ini terdiri dari lontong, kuah, bihun dan daging serta sambal kacang,” katanya.
Ita menjelaskan, untuk kuahnya dibuat dari racikan bumbu Bali yang diberi air secukupnya. Di dalam kuahnya, dicampur bihun, daging yang dipotong kecil-kecil serta diberi kayu manis dan cengkeh agar mengeluarkan aroma khas.
“Saat hendak disajikan, lontong yang sudah diiris-iris di atas piring, diberi bumbu kacang yang sudah ditumbuk dengan petis. Selanjutnya disiram dengan kuah racikan bumbu Bali. Setelah itu, lontong campur siap disajikan,” ujar pedagang yang sudah 10 tahun menjajakan kuliner ini.
Karena lontong campur sangat diminati, Ita yang sehari-hari berjualan di sisi selatan Pasar Glenmore, Dusunn Sepanjang, bersama neneknya mengaku, setiap hari mampu menjual sekitar 250 porsi makanan.