1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Kisah Kariyono sukses bisnis umpan pancing, sebulan omzet Rp 15 juta

Kariyono sekarang kewalahan memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 07 November 2016 18:13

Merdeka.com, Banyuwangi - Saat ditemui di rumahnya, Kariyono (39) warga Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kabupaten Banyuwangi, sedang sibuk mengemas umpan pancing buatan berbahan timah. Bentuknya macam-macam, ada yang serupa ikan dan cumi-cumi. Dalam proses transaksi jual beli, Kariyono sudah memanfaatkan promosi lewat online seperti media sosial.

Pria yang hobi memancing ini mulanya tidak memiliki niatan membuat umpan buatan tersebut untuk dijual. Dia hanya membuat untuk kebutuhan memancing sendiri. Tidak disangka banyak temannya tertarik memesan untuk dibuatkan. “Ada yang pesan langsung. Ada juga yang lewat media sosial,” jelasnya kepada Merdeka Banyuwangi, Senin (7/11).

Saat ini, Yono sedang mengemas umpan buatan pesanan dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Masing-masing umpan buatan, memiliki berat variatif, antara 40 gram sampai 700 gram per biji. Dalam proses produksi, Yono dibantu tetangganya, dan istrinya Upik, mampu menghabiskan 100 kilogram timah hasil daur ulang tiap bulannya. Tiap 100 kilogramnya, kata Yono, bisa menghasilkan kurang lebih 500 biji umpan buatan dengan beragam ukuran dan bentuk.

Dia mengatakan, hasil produksinya sudah sering dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Bali, Kalimantan, Sulawesi bahkan untuk salah satu toko perlengkapan memancing di Surabaya. Meski demikian, minimnya bahan baku serta tenaga kerja yang masih sedikit membuat Yono belum berani menerima pesanan dalam jumlah besar.

"Pesanan cukup banyak tapi masih belum berani melayani partai besar karena yang mengerjakan di sini hanya saya dan istri dibantu sama teman dan tetangga," ujarnya.

Sementara itu, Upik menambahkan, hasil produksi umpan buatan suaminya ini sudah pernah mendapat tawaran pemesanan dari luar negeri seperti Australia dan Selandia Baru. “Tapi saya tolak karena masih tidak ada modal dan bahan baku. Pesannya seribu lebih. Sementara melayani di dalam negeri dulu,” jelas Upik.

Umpan untuk jenis ikan predator ini dijual dengan harga variatif. Mulai Rp 25 ribu sampai Rp 80 ribu per biji. Yono menamai produknya dengan “Necker Jig”. Sesuai namanya, umpan buatan digunakan untuk memancing dengan metode jiging, yakni memainkan umpan di dalam air laut. Warna-warni umpan buatan ini akan memikat ikan predator untuk menyambarnya.

Dengan memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan produknya, Yono dan keluarganya bisa mendapatkan pemasukan sampai Rp. 15 juta per bulannya.

(MH/MUA)
  1. Bisnis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA