1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Kreatif, jam tangan berbahan kayu dari Banyuwangi

"Sekarang sudah mulai banyak peminatnya. Dalam satu minggu rata-rata menerima pesanan sampai enam jam tangan," kata Akbar.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 06 Desember 2016 18:45

Merdeka.com, Banyuwangi - Jam tangan sebagian besar terbuat dari bahan besi, stenlis dan plastik. Tapi di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi ada pengrajin yang kreatif membuat kerangka jam tangan dari bahan kayu.

Akbar Andi (28), sudah setahun ini menekuni kerajinan kerangka jam tangan dari bahan kayu. Tidak kalah dengan jam tangan mahal pada umumnya, meski berbahan kayu dia berani menjamin jam tangan buatannya aman dipakai meski terkena air hujan.

"Ini kalau kena hujan enggak apa-apa, tapi kalau dicelupkan air jangan," jelas Andi saat ditemui Merdeka Banyuwangi di rumahnya, Selasa (6/12).

Melihat prospek yang menjanjikan, mulanya dia coba belajar membuat jam tangan dengan peralatan sederhana seperti gergaji tangan dan amplas. Setelah semakin banyak peminat yang ingin membeli, dia mulai menggunakan peralatan mesin gergaji, bor dan penghalus dari dinamo.

"Sekarang sudah mulai banyak peminatnya. Dalam satu minggu rata-rata menerima pesanan sampai enam jam tangan," jelasnya.

Andi, membuat kerajinan ini seorang diri. Dia memasarkan kerajinan tangannya melalui media sosial seperti facebook dan website jual beli gratis lainnya. Pemesannya beragam, ada yang dari Bandung, Semarang, Yoyakarta dan Bali.

"Jualnya lewat online. Sistemnya pre-order. Jadi setelah pesan, hasil setengah jadinya dikasih tahu," ujarnya.

Untuk masalah harga, dia memasang tarif antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Harga tersebut, sesuai dengan tingkat kesulitan pembuatannya. Prosesnya, bahan kayu dipotong menjadi lembaran. Kemudian dibor untuk membuat bakal bingkai atau tempat mesin jam. Setelah itu, dibentuk sesuai pesanan. Ada yang bulat dan persegi.

"Ukuran diameter kaca 3 Cm, diameter rangka 4 Cm. Kalau model bulat, diameter lebih kecil untuk perempuan yang besar untuk laki-laki. Untuk jenis kayu, terserah permintaan konsumen," paparnya. Namun, sebagian besar dia memanfaatkan limbah kerajinan mangkuk, sendok dari bahan kayu jenis pinus, jati dan sono keling.

"Yang paling sulit itu membuat rantai jam tangannya. Harus presisi. Kalau ada yang salah satu harus buat dari awal lagi, soalnya ini manual semua buatnya," jelasnya.

Setelah bingkai dan rantai gelang jam tangan sudah jadi, tinggal finishing. Memberi lapisan anti gores untuk mencegah munculnya jamur. Soal warna, tetap natural dari kayunya.

"Satu buah jam proses membuat maksimal 3 hari. Yang penting anti alergi di kulit dan anti jamur, karena ada anti goresnya," ujar pria yang sebelumnya pengrajin gelang dan aksesoris dari bahan stenlis ini.

Setelah semua kerangka jam tangan jadi, dia tinggal membeli mesin jam di toko terdekat. "Akhir tahun rencananya pakai brand. Namanya Maccasi," ujarnya.

Bila Anda ingin memesan, bisa menghubungi lewat jejaring sosial di facebooknya dengan nama Jam Tangan Kayu Maccasi.

(MH/MUA)
  1. Bisnis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA