1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Warga Banyuwangi manfaatkan kayu pohon kopi jadi usaha kreatif

Pohon kopi dipilih karena memiliki urat dan motif yang bagus.

Karya seni dari pohon kopi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 03 Juni 2016 16:02

Merdeka.com, Banyuwangi - Mulai melemahnya minat masyarakat terhadap batu akik di pasaran, membuat salah satu warga asal Glenmore, Banyuwangi, Feri (27) beralih usaha di bidang kreatif yang baru. Tidak jauh berbeda dengan profesi memoles batu akik, kali ini dia menggosok kayu kopi menjadi karya seni pohon bunga.
 
Nilai seni pada pohon kopi yang sudah memiliki motif unik, dia manfaatkan sebagai kerangka hiasan bunga. Hasilnya, baru satu bulan membuka usaha, Feri sudah menerima banyak pesanan. Ada yang pesan untuk mempercantik dekorasi acara pernikahan, taman-tamanan, dan hiasan rumah.  
 
“Ini ada yang pesan 20 untuk taman, hiasan manten. Lebaran Insha Allah tambah ramai,” tutur Feri kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (2/6).
 
Untuk menyambut lebaran, biasanya masyarakat akan mempercantik rumahnya sebagai ruang silaturahmi. Hiasan pohon bunga buatan Feri menjadi salah satu pilihannya. Lapak hiasan bunga milik Feri, ada di jalan raya Jember, Desa Krikilan, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Bila berkunjung ke sana, Anda akan melihat ruang berkarya Feri bercampur dengan lapak dagangannya.
 

Kayu pohon kopi jika diolah bisa menjadi karya seni bernilai tinggi
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab


 “Pot ada yang beli ada yang bikin sendiri. Kalau Kayunya saya milih kopi. Soalnya betah di rayap, dan sudah memiliki motif bagus dari aslinya. Sebelum usaha ini, saya bikin akik. Setelah akik mulai sepi dari pasaran saya ganti dari gosok batu jadi gosok kayu,” jelasnya tertawa.
 
Mulanya, Feri akan memilih pohon kopi dengan urat dan motif yang bagus. Lantas bagian kulit pohon kopi mulai dari batang sampai ranting, dikupas hingga bersih. Baru kemudian dicat sesuai kreasi atau pesanan. Poin terakhir, tinggal mencari ide untuk peletakan daun dan bunga buatan. Ada bunga yang terbuat dari kertas dan plastik. “Yang paling lama itu proses pengulitannya, butuh ketelatenan,” katanya.

Pohon kopi yang dipilih Feri, rata-rata memiliki motif urat pohon berkelok-kelok, banyak tonjolan di batang dan terlihat berotot. “Itu yang membuat lama, harus telaten. Baru bisa jadi satu (hiasan bunga) rata-rata dua hari lah,” ujarnya.
 
Usaha Feri memang tergolong inovasi yang kratif dan mandiri. Semua dia lakukan sendiri, mulai mencari dan memesan pohon kopi, proses produksi hingga penjualan. Bila Anda ingin memesan, pohon bunga buatan Feri dibanderol mulai dari harga Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu. Tentunya sesuai ukuran dan keindahan karya.

“Itu yang Kecil-kecil model bonsai, saya ambil dari bagian akarnya. Ini belajarnya sendiri, otodidak,” ujarnya.  Lapak yang rencananya akan diberi nama “Gobel flow” ini buka mulai pukul 08.00-20.00 WIB.

(FF/MUA)
  1. Seni dan Budaya
  2. Bisnis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA