1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Untuk wisatawan Backpacker, Pemkab Banyuwangi dorong masyarakat buka dormitori

"Kalau ada yang ingin tahu dormitori itu seperti apa, bisa lihat milik Pemkab," kata Bram.

Dormitori Pemkab Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Kamis, 25 Januari 2018 17:46

Merdeka.com, Banyuwangi - Tidak hanya homestay, Pemkab Banyuwangi juga mengarahkan masyarakat membuka dormitori, penginapan yang konsepnya seperti asrama. Bahkan untuk tujuan itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi membuat 2 percontohan dormitori di Jalan Ahmad Yani dan di depan Taman Sritanjung tengah kota.

Kepada Merdeka Banyuwangi, Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi Muhammad Yanuar Bramuda, mengatakan selain ekonomis, dormitori dianggap lebih nyaman karena menuntut penghuninya untuk saling bersikap sopan. Dormitori percontohan itu terdiri dari ruangan-ruangan, yang masing-masing berisi beberapa ranjang 3 tingkat, dengan toilet berada di luar.

"Kalau ada yang ingin tahu dormitori itu seperti apa, bisa lihat milik Pemkab. Total 58 bed, fasilitasnya ruang full AC, free wifi dan kamar mandi di luar. Kita patok harga Rp 75 ribu per malam, untuk wisatawan lokal maupun asing," kata Bram, sapaannya, Kamis (25/1).

Harga sewa itu lebih ekonomis dari tarif 250 homestay yang tercatat Disbudpar, dengan rentang harga Rp 100 ribu hingga 200 ribu per malam. Bedanya, homestay per ruangan memiliki 1 bed yang bisa ditinggali maksimal 2 orang. Sedangkan dormitori bisa berisi 9 bed per ruangan. Pada dormitori, ruang untuk laki-laki dan perempuan juga dipisah, meskipun mereka dalam kelompok perjalanan yang sama.

"Okupansi kita sekitar 50 persen per tahun, itu kita sudah untung banyak. Kita tambah lagi karena di hitung-hitung ramai dan bisa membuka lapangan kerja baru sebagai penjaga tenaga pekerja harian lepas dormitori," kata Bram lagi.

Hasil survei Alvara mencatatkan bahwa 13,5 persen wisatawan domestik lebih memilih homestay ketika berlibur ke Banyuwangi. Sedangkan 53 persen wisatawan mancanegara yang pernah ke Banyuwangi, dimana puncak kedatangannya berada di bulan Oktober, juga memilih menginap di homestay.

Bram mengatakan, hasil survei itu menandakan bahwa kini Banyuwangi dalam tahap banyak didatangi wisatawan backpacker yang menghendaki penginapan ekonomis. Dia menjelaskan hal ini harus ditangani dengan baik, dengan menyediakan homestay dan dormitori dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.

Gelombang kedatangan backpacker akan berdampak baik pada masa-masa berikutnya. Mereka akan membagikan pengalaman-pengalaman saat berlibur di Banyuwangi kepada rekan kerja, keluarga, sahabat dan orang lain yang mereka kenal, bahkan membagikannya lewat internet.

"Dengan itu wisatawan ekonomi menengah ke atas juga akan ikut berlibur kemari. Dengan angka belanja mereka yang meningkat, kesejahteraan masyarakat juga akan terangkat," kata Bram menegaskan.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA