1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Wabup Yusuf buka festival perahu layar 2018

Festival perahu layar ini diikuti 77 peserta yang berasal dari nelayan Jembrana, Banyuwangi dan Situbondo.

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko. ©2018 Merdeka.com Reporter : Endang Saputra | Minggu, 29 Juli 2018 11:09

Merdeka.com, Banyuwangi - Selain Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), diakhir pekan ini wisatawan yang ke Banyuwangi bisa menyaksikan event menarik, yakni Festival Perahu Layar. Sebuah festival yang diikuti puluhan nelayan dengan layar terkembang saling beradu cepat di laut selat Bali.

Festival ini dihelat selama dua hari Sabtu – Minggu (29-30/7) pagi sampai siang hari dari Pantai Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro.

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan, festival perahu layar merupakan tradisi yang unik yang dilakukan oleh nelayan Bulusan. Tradisi ini sudah rutin digelar tiap tahun oleh nelayan disana. Khususnya saat tiba musim angin timur (angin kencang), nelayan istirahat sejenak untuk menggelar lomba semacam ini.

"Festival perahu layar ini pun kini tak hanya tradisi tapi sudah menjadi atraksi yang menarik bagi masyarakat dan menjadi destinasi baru bagi wisatawan," kata Wabup,saat membuka festival ini.

Festival ini pun, lanjut Wabup juga bisa menjadi ajang hiburan dan refreshing buat nelayan. Karena selama ini mereka hanya sibuk melaut. "Disini mereka akan saling bertemu dan bergembira dalam sebuah festival," kata Wabup.

Festival perahu layar ini diikuti 77 peserta yang berasal dari nelayan Jembrana, Banyuwangi dan Situbondo. Semua peserta dalam event ini tampak antusias dan semengat. Mereka bahkan mengecat perahunya dengan beragam ornamen menarik. Bagi para nelayan ini, festival ini merupakan pesta. Karena mereka bisa bersenang-senang.

Seperti yang diungkapkan salah peserta Salamin (50) nelayan asal Madura yang menyatakan sangat senang dengan gelaran ini. Bahkan dia mengaku selalu menunggu moment ini.

"Saya selalu menunggu acara ini. Karena dengan lomba ini saya akan bertemu dengan teman -teman nelayan lainnya. Ini juga bisa mendekatkan silahturahmi antar nelayan. Kalau bisa setahun digelar tiga atau empat kali," kata dia.

Hal yang juga diungkapkan Romadhon (35), nelayan air kuning, Jembrana. Selain bertemu nelayan dia mengaku dengan lomba ini bisa membuktikan ketangguhannya dalam mengemudikan perahu.

"Ini kan lomba kecepatan yang ditentukan angin.Jadi kita harus bisa menseimbangkan antara layar dan kemudi. Ini membutuhkan kekuatan," ujarnya.

Pembukaan festival perahu layar ini berlangsung marak dan meriah. Masyarakat pun antusias menyaksikan festival ini. Pantai Waru Doyong yang biasanya sepi dipenuhi puluhan perahu tradisional dengan layar terkembang siap menyebrangi selat Bali.

Menurut Ketua Panitia Festival Perahu Layar, Sujarno festival ini diikuti 77 nelayan dari berbagai daerah, diantarnya Bali, Situbondo dan Madura.

Dalam festival ini, lanjut Sujarno puluhan nelayan akan beradu kecepatan menyebrangi selat Bali dengan menggunakan perahu tradisional.

"Mereka berlayar dengan menggunakan arus air dan tiupan angin menjadi penunjuk arah andalan nelayan untuk menentukan laju perahu," kata dia.

Lomba perahu layar ini sangat menarik. Bayangkan menyebrangi selat Bali dengan bolak balik rata-rata hanya memakan waktu 25 menit.

Perahu tradisional yang digunakan tanpa mesin, hanya menggunakan layar dengan ketinggian layar 7,3 meter ini pun mulai beradu. Perahu hanya boleh diisi dua orang awak, kemudi dan satu orang nelayan pembantu. Jarak tempuh perahu kira-kira 8 mil.

"Siapa yang paling cepat sampai kembali di Pantai Waru Doyong dia yang akan jadi pemenangnya dan berhak atas piala bergilir dan hadiah uang tunai," kata Sujarno.

Lomba ini digelar dua hari, Sabtu – Minggu (28-29/7) mulai jam 08.00 – 12. 00 Wib. Hari pertama yang merupakan babak penyisihan, dan hari kedua final yang akan menentukan pemenang.

(ES/ES)
  1. Pariwisata
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA