1. BANYUWANGI
  2. PROFIL

Mengenal Slamet, petugas siaran Pantai Boom

Pantai Boom terlihat ombaknya tak kencang, tapi arusnya deras. Bahaya.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Minggu, 12 Juni 2016 13:33

Merdeka.com, Banyuwangi - Bila Anda berkunjung ke Pantai Boom, ada satu petugas yang selalu mengawasi setiap aktivitas wisatawan. Sejak pagi hingga sore, Slamet (58), petugas siaran, akan mengimbau kepada setiap pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan, tidak menginjak rumput dan tidak mandi di laut Pantai Boom.

Ruangan siaran Slamet ada di samping Musala Pantai Boom. Berbekal microphone, Slamet seolah menjadi petugas penerima tamu sekaligus pengawas wisata Pantai Boom. Bila ada rombongan dari sekolah, komunitas, pejabat pemerintah, Slamet akan mencatat identitasnya, lantas mengucapkan selamat datang kepada rombongan.

“Kalau ucapan selamat datang, terus saya catat siapa saja rombongannya itu inisiatif saya sendiri untuk menyambut kedatangan pengunjung. Tapi soal imbauan jangan mandi di pantai, tidak membuang sampah sembarangan dan lainnya, itu dari Polairut dan manajemen wisata sini. Jadi imbauan saya ada dasarnya” jelasnya kepada Merdeka Banyuwangi, Sabtu (11/6).

Pantai Boom, kata Slamet, tidak sama dengan pantai lain. Meski ombak di Pantai Boom terlihat tidak begitu besar dan kencang, justru itu yang membuat pengunjung terkecoh. Arus air laut di Pantai Boom, yang merupakan Selat Bali ini, terkenal sangat deras.

“Jadi mulai ujung utara sampai selatan di wisata ini, terutama selatan terkenal dengan arus yang membahayakan. Jadi bukan ombaknya. Yang ditakutkan itu arusnya. Jadi diimbau untuk tidak mandi karena ombaknya sedang besar. Tapi meski ombaknya kecil, tetap dilarang mandi di sini,” terang Slamet.

Sambil bercerita, Slamet sambil mengamati pengunjung. Memastikan tidak ada yang sedang mandi di Pantai Boom. “Baru saja, sekitar satu minggu yang lalu sudah ada korban. Namanya Pak Supran, warga Kepatihan. Katanya orang nyari rosokan dan terpeleset. Tau-taunya sudah ditemukan ada di tengah. Kejadiannya tidak hanya sekali dua kali. Tahun 2015 kemarin juga ada korban, siswa kelas 2 SMP, juga dari Kepatihan,” lanjutnya.

Slamet, sudah menjadi petugas siaran dan informasi di Pantai Boom sejak 4-5 tahun yang lalu. Di samping itu, dia juga menjadi pegawai staf di Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Mulanya Pantai Boom dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dari Kelurahan Kampung Mandar.

“Bisanya saya jaga di sini hari libur Sabtu dan Minggu. Pertamanya dulu masih dipegang camat dan kelurahan setempat, belum PT Pelindo. Pertama, Pokdarwis, lama lagi Dinas Parawisata, Sekarang PT Pelindo Banyuwangi,” tuturnya.

(MH/MUA)
  1. Wisata Pantai
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA