Caranya ekstrak kulit buah naga dicampur larutan PH 12 berupa larutan asam dan garam.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kulit buah naga ternyata bisa menjadi bahan untuk mengetahui kandungan boraks atau pengenyal berbahaya dalam makanan. Formula ini ditemukan oleh Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba), Program Studi Kimia.
Aninda Ajeng, mahasiswa Kimia Uniba, mengatakan kulit buah naga mengandung zat warna alami antosiamin. Daging dari kulit buah naga terlebih dahulu diambil, kemudian dihaluskan untuk diperas airnya.
Agar bisa mendeteksi kadar boraks dalam makanan, ekstrak kulit buah naga dicampur larutan PH 12 berupa larutan asam dan garam. Kemudian dicampur lagi dengan larutan KMN O4.
"Kalau PH 12 bisa buat sendiri. Untuk KMN O4 bisa beli," jelas Aninda dalam Festival Teknologi Inovatif di Taman Blambangan, Rabu (19/7).
Setelah semua larutan tercampur, tinggal memasukan makanan yang ingin diuji. Bisa jajanan pentol, kerupuk, sosis dan sebagainya.
Bila warna yang duhasilkan kuning, berarti aman dikonsumsi. Namun, bila menghasilkan warna kemerahan berarti kadar boraks di dalam makanan mencapai 100 PPM. Semakin merah, maka kadar boraks semakin tinggi.
"Kadar boraks aman dikonsumsi kalau di bawah 100 PPM. Dan lebih dari itu, bisa menyebabkan penyakit ginjal hingga kematian," katanya.
Melihat perubahan warna untuk mengetahui kadar boraks, dibutuhkan waktu menunggu sekitar 15 menit. "Kan selama ini kulit buah naga hanya dibuang, jadi bisa dimanfaatkan untuk mengetes kesehatan makanan," ujar mahasiswa angkatan 2013 ini.