1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

Penggila game online di Banyuwangi bikin e-Sport Committee

Di luar negeri, game seperti ini berhadian miliaran rupiah.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Sabtu, 25 Juni 2016 14:52

Merdeka.com, Banyuwangi - Bagi penggila game online, istilah e-Sport bukan hal asing. Di beberapa negara maju, permaianan dengan media internet tersebut sudah sangat populer. Bahkan di Amerika dan Benua Eropa, ada asosiasi legal bagi para penikmat game online ini. E-Sport juga dilombakan dengan hadiah ratusan juta dolar.  

Sayangnya, di Indoensia tidak begitu diminati. Di Tanah Air, para penggila e-Sport masih dianggap komunitas suka membuang-buang waktu, boros, malas dan introvert. Karena stigma negatif inilah, e-Sport tidak terlalu mendapat tempat di Indonesia. Padahal, di luar negeri, e-Sport sudah menjadi kompetisi tingkat dunia.

Berkaca dari Amerika dan Eropa ini, Banyuwangi e-Sport Committee mencoba peruntungan di level lokal, yaitu menggelar kompetisi e-Sport se-Jawa Timur. Lomba sudah digelar sejak tanggal 22 Juni lalu di Gedung Korpri, Jalan A Yani, Kecamatan Banyuwangi Kota, dan akan berakhir pada 26 Juni besok. "Hari ini sudah masuk semi final. Finalnya kami lakukan tanggal 26 (Juni) besok," kata Ketua Lomba Banyuwangi e-Sport Committee, Muhammad Chaerul Mawahib, Sabtu (25/6).

Alumnus SMA Negeri 1 Glagah ini melanjutkan, di event e-Sport berhadiah Rp 4 juta ini menggandeng Binzet, Triniti dan Ijen Resto. "Kalau di luar negeri, di kompetisi resmi dunia, hadiahnya bisa mencapai Rp 170 miliar," ungkap mahasiswa jurusan Computer Science di Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Saking diminatinya di luar negeri, ada banyak universitas di beberapa negara maju, menjadikan e-sport sebagai jurusan resmi, dan mencari para gamer profesional untuk menjadi dosen. "Sayangnya di Indonesia, terutama di daerah, memang masih dianggap hanya sebuah permainan saja. Di Singapura saja, e-Sport juga sudah populer dan banyak menggelar kompetisi," kata pemuda yang mengaku sudah setahun kuliah di NTU Singapura tersebut.

Di Singapura, e-sport bukan lagi diangap sekadar permainan online, tapi telah resmi menjadi olahraga.  Memang, kompetisi e-Sport hanya didukung oleh pihak swasta. Tak satupun mendapat dukungan dari pemerintah, kecuali di Banyuwangi. Padahal dari pengalaman dan pengamatannya di Singapura, banyak peggila e-Sport asal Indonesia berprestasi di kompetisi internasional.

"Secara kualitas orang Indonesia itu tidak kalah dari luar negeri. Dari sinilah saya mencoba membuat gagasan mempopulerkan e-Sport di Banyuwangi. Salah satunya dengan menggelar kompetisi seperti ini. Banyuwangi e-Sport Committee. Sebelumnya saya juga sempat menggelar kompetisi di Stikom, tapi cuma level lokal. Kalau sekarang ini, Jawa Timur. Ke depan, saya ingin se Jawa-Bali," ujarnya.

Mawahib mengaku saangat optimis, idenya tersebut akan berkembang dan banyak diminati penggila game on-line di Tanah Air. "Kalau di Banyuwangi saja, sudah ada banyak komunitasnya. Apalagi di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Saya juga salah satu pendiri komunitas e-Sport di Banyuwangi. Dan saat menggelar kompetisi ini, ini yang kali pertama di Indonesia dan yang didukung pemerintah, ya di Banyuwangi ini," katanya ceria.

Sementara di Banyuwangi s-Sport Committee diikuti 32 tim dan 64 orang, peserta dari Surabaya, Malang dan Banyuwangi serta beberapa daerah lainnya di Jawa Timur ini, mempertandingkan DOTA, PES, dan OSU. "Tidak semua game masuk kategori e-Sport. Hanya game yang ada unsur kompetisi bisa masuk. Tapi kalau jumlah, ada sekitar 100-an lebih game yang masuk e-Sport," tandasnya.

Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir di kompetisi e-Sport tersebut mengatakan, kegiatan ini memang harus didukung. "Harus dilihat positifnya. Apabila ini diseriusi, bisa menjadi prestasi bagi anak-anak. Apalagi di luar negeri, e-Sport menjadi salah satu pilihan karir. Bahkan banyak yang mencari profesional game, khusus untuk e-sport," tandasnya.

Senada, Pelaksana Tugas (Plt) Kadispora Banyuwangi, Wawan Yadmadi mengatakan, e-Sport memang belum diakui secara resmi di Indonesia sebagai cabang olahraga. Namun pihaknya akan mewadahi komunitas ini agar bisa berkembang dan berprestasi.
"Kami akan dukung. Harus ada yang bisa mewadahi event-event seperti ini. Kami akan bantu untuk menggelar even yang lebih heboh lagi tahun depan," pungkas Wawan.

Sekadar tahu, e-Sport belum memiliki definisi khusus, namun menjadi istilah untuk kompetisi video game yang teratur dan terorganisir. Khususnya bagi para gamer profesional. Semua game yang dimainkan dengan pemain dua orang atau lebih, yang kemudian saling bertanding satu sama lain, sudah bisa disebut e-Sport. Hanya saja, sebuah permainan baru bisa disebut e-Sport jika game yang dimainkan bergenre Multiplayer Online Battle Arena (M)B),RTS (Real-Time-Strategy), fighting, dan First Person Shooting.

Di Indonesia sendiri, game e-sport yang populer, adalah DOTA, LoL, PES, CS GO, FIFA, dan Osu. Dari sekian banyak yang berhasil meraup jutaan penonton dan fans dari seluruh penjuru dunia, yaitu League of Legends dan DOTA.

(MH/MA)
  1. Permainan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA