"Sekaligus mengampanyekan trotoar yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pagelaran fesyen menunjukkan busana batik di atas trotoar, mulai dari Anak-anak TK sampai usia dewasa, kembali digelar di Taman Blambangan, Jumat (28/7). Kegiatan yang menjadi rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengajak masyarakat merawat trotoar dan pemuda untuk lebih mencintai batik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, pagelaran BBF sudah kali kelima diselenggarakan setiap tahunnya dengan tema berbeda. Kali ini mengangkat tema batik 'Kopi Pecah'.
"Kami mempertahankan even fashion on pedestrian untuk memotivasi Anak-anak muda di daerah terus berkarya dan bisa menyalurkan bakat kreatifnya. Sekaligus mengampanyekan trotoar yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki," kata Anas kepada Merdeka Banyuwangi.
Para talent BBF yang tampil di atas trotoar membawakan busana batiknya dari karya sendiri, ada juga pesanan dari perajin lokal. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 15.00 WIB, diikuti 70 model Anak-anak sampai dewasa.
"Ini cara Banyuwangi untuk terus mendukung industri batik daerah sekaligus mensupport karya anak bangsa. Motif terus kita perkaya lewat lomba cipta motif batik Banyuwangi," terangnya.
Ajang BBF tahun ini akan berlangsung hingga 29 Juli, sekaligus sebagai acara puncak. Para desainer nasional seperti Yunita Kosasih, Taruna Kusmayadi, dan Sufi juga hadir untuk berkolaborasi dengan pembatik lokal Banyuwangi. Mereka juga menjadi juri dalam fesyen di atas trotoar agar para peserta menjadi lebih semangat.
"Jurinya tahun ini lebih detail. Mereka melihat setiap jahitan baju, kesesuaian dengan tema, hingga cerita di balik busana yang saya bawakan. Saya cukup gemetaran, tapi ini jadi pelajaran buat saya ke depan. Mendesain baju itu tidak sembarangan asal bagus, harus ada temanya," kata Paramita, siswa SMPN 1 Banyuwangi yang menjadi salah satu peserta Batik on Pedestrian.
Peserta lainnya, Clarissa (17) mengaku ide desain bajunya dari dia sendiri. Dia senang karena bisa berkolaborasi dengan pembatik lokal.
"Saya ikut urun rembug dalam pembuatan busana yang saya pakai ini. Prosesnya dari eksplorasi ide, mendesain sampai busana jadi. Saat dinilai juri, saya juga tahu harus bagaimana membuat baju itu," ujarnya.
Puncak pagelaran BBF akan berlangsung nanti malam di Taman Blambangan. Para desainer internasional, nasional dan lokal akan adu kreativitas desain batiknya melalui model yang ditampilkan.
Para pembatik yang datang ke Banyuwangi antara lain Philip Iswardono, Priscilla Saputro, Aldre, Andy Sugix, hingga Yunita Kosasih. Ada pula desainer internasional, Milo Miliavica asal Italia. Penyanyi Isyana Sarasvati juga akan tampil mengiringi para model.