1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Hargai perbedaan Banyuwangi gelar kemah persaudaraan lintas agama

"Perkemahan lintas agama ini sesuatu yang relevan dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama," ujar Anas.

Kemah persaudaraan lintas agama. ©2016 Merdeka.com Reporter : Suci Rachmaningtyas | Minggu, 06 November 2016 16:24

Merdeka.com, Banyuwangi - Maraknya isu mengenai perbedaan Suku Adat Ras dan Agama (SARA) di beberapa daerah, memantik Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi dalam menggelar Kemah Persaudaraan Forum Pemuda Lintas Agama Bersatu (Formula Satu).

Selama dua hari sejak Sabtu lalu (5/11) sebanyak 50 pemuda melakukan interaksi untuk membangun semangat kebangsaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Acara tersebut dihelat di perkemahan Sendang Seruni, Kecamatan Licin, Banyuwangi.

"Saya berharap teman-teman bisa ikut menebar kesejukan. Akhir-akhir ini marak berita hoax dan provokatif yang mengarah pada isu SARA yang tersebar di media sosial. Tentu perlu kecermatan dan ketelitian untuk menelaahnya sehingga tidak mudah terseret pada konflik horisontal," kata Anas saat membuka acara.

Anas berharap pertemuan kaum muda lintas agama ini bisa menjadi momentum untuk menumbuhkan spirit kebangsaan. Kaum muda harus jadi perekat agar ke depan masyarakat semakin kompak membangun daerah.

"Perkemahan lintas agama ini sesuatu yang relevan dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama. Namun, yang juga sangat penting adalah bagaimana kaum muda bisa ikut berkontribusi dalam permasalahan-permasalahan kemasyarakatan," pinta Anas.

Beberapa permasalahan kemasyarakatan akhir-akhir seperti halnya narkoba, HIV/AIDS, dan pengangguran, yang harus menjadi perhatian semua elemen. "Pemuda harus bisa memunculkan motivasi untuk menjawab permasalahan itu," ujar dia.

Ketua Umum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi Muhammad Yamin mengatakan, selama dua hari berkemah, puluhan generasi muda lintas agama tersebut akan bersosialisasi lebih intim. "Dalam satu tenda diisi sekitar 10-12 orang yang memiliki agama berbeda-beda," kata Yamin.

Ada empat tenda besar yang disediakan di acara ini. Setiap tenda diisi oleh perwakilan dari enam agama. Yakni agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Yamin mengatakan, peserta berasal dari pemuda perwakilan setiap agama. Masing-masing perwakilan mengirim enam hingga delapan ‎orang.

Selama dua hari mereka berdiskusi tentang kebangsaan, keagamaan, dan kerukunan umat beragama. Konsep selama mereka berkemah yakni menyesuaikan aktivitas enam agama tersebut. Ketika memasuki waktu beribadah, acara dihentikan. Harapannya, seluruh peserta mengetahui aktivitas rutin masing-masing agama.

"Sehingga ada saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya. Diharapkan mereka bisa melestarikan kerukunan umat beragama," kata Yamin.

Beberapa peserta antusias mengikuti acara ini. Seperti Rada Putri Utami, perwakilan dari Gereja Kristen Sahabat Indonesia. "Saya diutus gereja untuk ikut acara ini. Ini bisa menambah pengalaman dan pengetahuan. Yang terpenting lagi, bisa nambah banyak teman. Semua rukun, dan ke depan bisa menularkan semangat persaudaraan di masing-masing komunitas kita," kata Rada.

(FF/SR)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA