1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Musim paceklik, nelayan diminta optimalkan potensi wisata pantai

Agar saat musim paceklik ikan, nelayan yang bergantung pada penangkapan benur diarahkan untuk memanfaatkan potensi ekowisata.

Nelayan lampon menunjukkan rumpon, alat tangkap tradisional benur. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 19 Juli 2017 12:07

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya mengajak para nelayan untuk mengoptimalkan potensi alam di pesisir pantai. Hal ini bisa menjadi pemasukan alternatif ketika nelayan sedang mengalami musim paceklik ikan.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan, saat ini sudah ada 38 Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan sadar wisata di kawasan pesisir, mulai dari wilayah Banyuwangi bagian utara sampai selatan.

Kelompok nelayan yang sudah berhasil mengembangkan potensi wisata laut dengan upaya konservasi seperti di Pantai Bangsring Underwater, Grand Watu Dodol, sampai Pantai Cemara diminta untuk memberikan edukasi kepada kelompok nelayan lain.

"Jadi para nelayan yang sudah berhasil mengembangkan ekowisata, kami beri fasilitas untuk berbagi pengetahuan. Mereka diskusi dan belajar. Sekarang sudah ada 38 kelompok," ujar Harry kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (19/7).

Hal ini, kata Hary coba terus dilakukan secara rutin mengingat ribuan nelayan di kawasan pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi, seperti di Pantai Gerajakan, Lampon, Rajegwesi melakukan protes atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tetang larangan menangkap lobster atau benur dengan ukuran tertentu.

"Nelayan mengajukan peraturan itu dicabut. Aspirasi itu harus diteruskan di tingkat pusat. Mengenai kesimpulan kita tunggu. Perlu dianalisis dan dikaji," jelasnya.

Agar saat musim paceklik ikan, nelayan yang bergantung pada penangkapan benur, diarahkan untuk memanfaatkan potensi ekowisata. Saat ini, beberapa wisata pantai baru yang memanfaatkan keindahan mangrove sudah mulai ditata di kawasan Desa Wringinputih, Muncar.

Beberapa wisata pantai seperti Gerajakan, Lampon dan Rajegwesi juga diminta untuk mengoptimalkan potensi wisatanya. "Secara bertahap kebersihannya dijaga, semangat konservasi seperti menanam cemara juga digalakkan," katanya.

Pihaknya, juga memiliki program Gema Family Ekowisata untuk ketahanan pangan. Seperti membuat kolam lele dengan sistem bioflok.

"Ikan sekarang sudah mulai ada, meski nilai produksinya turun. Dari situ kami mendorong untuk mengoptimalkan potensi lokal," tambahnya.

Saat ini sudah ada 15.350 kolam ikan lele yang dikelola masyarakat Banyuwangi, 10 persennya sudah dikelola oleh nelayan.

"Di kawasan pesisir sekarang sudah mulai banyak yang punya kolam lele. Mayoritas nelayan di Muncar. Dari jumlah keseluruhan, sepanjang pesisir sekarang sudah ada sekitar 10 persen yang punya," ujarnya.

(FF/MUA)
  1. Perikanan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA