"Ada tiga strategi peningkatan nilai tambah untuk UMKM desa, termasuk UMKM pertanian," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas diundang Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk berbagi ilmu di acara World Village Conference, Senin (23/5).
Di hadapan Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Federico Salas dan Wali Kota South Windsor Amerika Serikat Anwar Saud, yang turut hadir di acara, Bupati Anas memaparkan pengalamannya mengembangkan Banyuwangi.
Melalui pesan tertulisnya, Anas mengatakan Kabupaten Banyuwangi mendorong pemberian nilai tambah bagi produk-produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan begitu, harga yang diterima UMKM di desa lebih bagus dan berkelanjutan.
"Ada tiga strategi peningkatan nilai tambah untuk UMKM desa, termasuk UMKM pertanian. Pertama, ada proses pengolahan produk, sehingga sebagian produk tidak dijual mentah. Kedua, pemberian konten pemasaran. Ketiga, memadukan antara sektor UMKM di desa dan pariwisata," kata Anas.
Anas melanjutkan, dia baru saja diundang menghadiri World Village Conference yang diinisiasi Bupati Dedi Mulyadi dan digelar di Purwakarta, hari ini.
"Acara ini digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Ini bagus sekali untuk memperkuat isu pembangunan desa, seperti yang juga menjadi arus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo," terang Anas.
Sementara terkait tiga strategi peningkatan nilai tambah UMKM desa, masih kata Anas, harus dilakukan secara bersamaan. "Untuk pengolahan produk, sebagian produk pertanian desa sudah diolah menjadi berbagai produk olahan."
Misalnya, Anas melanjutkan, ada mi buah naga, ada olahan pisang, manggis dan sebagainya. "Jadi harga bisa lebih mahal, sehingga keuntungan UMKM desa bisa terangkat," ujarnya.
Sedangkan strategi kedua, yaitu pendekatan konten pemasaran dilakukan dengan mengemas pemasaran UMKM desa secara lebih menarik. "Contoh, kemasannya diperbagus dan dipasarkan dengan cara memudahkan konsumen, seperti melalui situs belanja online banyuwangi-mall.com," ucapnya.
Di Banyuwangi, juga ada rumah kreatif yang memfasilitasi desain kemasan UMKM. Selain itu, konten pemasaran ini bisa diisi dengan pemberian cerita seperti khasiat beras merah organik, khasiat durian merah dan sebagainya.
"Juga sudah dapat sertifikasi halal. Dan khasiat itu ditempelkan di kemasan produk serta dipublikasikan di media, termasuk media sosial," ujar bupati dua periode tersebut.
Untuk strategi ketiga, orang nomor satu di Tanah Blambangan ini menyebut, adanya kolaborasi antara pemasaran UMKM desa dengan pariwisata.
Dengan memadukan dua konsep tersebut (pemasaran UMKM dan pariwisata), Banyuwangi tetap bisa mengandalkan suasana perdesaan untuk dijual ke wisatawan. Sejumlah desa wisata pun mulai menggeliat. Seperti Desa Kemiren, Desa Banjar dan Desa Tamansari.
"Di sana wisatawan bisa menikmati makanan tradisional, lanscape alam dan menyelami kebudayaan lokal. Sekarang banyak wisatawan mancanegara yang ikut membajak sawah, memasak gula kelapa dan sebagainya. Otomatis mereka membeli produk UMKM lokal," ujarnya.
Dengan paduan tiga strategi tersebut, Anas mengimbuhkan, kinerja UMKM meningkat. Penyaluran kredit perbankan di Banyuwangi untuk UMKM juga dominan. "Dan pendapatan per kapita warga, kini melonjak 80 persen dari Rp 20,8 juta pada 2010 menjadi Rp 37,5 juta di Tahun 2015," tandas Anas bangga.