"Kemajuan Banyuwangi di bidang pariwisata ini sangat luar biasa. Sebagai daerah yang geofrafisnya sama kami ingin meniru dari Banyuwangi".
Merdeka.com, Banyuwangi - Terinspirasi progres pariwisata Banyuwangi yang mampu mendongrak pertumbuhan ekonominya, kepala desa, kelompok sadar wisata (pokdarwis) se Kabupaten Tulungagung datang ke Banyuwangi untuk belajar dan sharing tentang pariwisata.
Kedatangan mereka ini dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung, Supriyono dan diterima Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda, di Rempeg Jogopati, Kamis (12/4).
Dikatakan Supriyono, pesatnya perkembangan pariwisata Banyuwangi ini menginspirasi kami untuk datang dan belajar ke sini.
"Kemajuan Banyuwangi di bidang pariwisata ini sangat luar biasa. Sebagai daerah yang geofrafisnya sama kami ingin meniru dari Banyuwangi biar bisa maju juga," kata Supriyono.
Wabup Yusuf Widyatmoko, menyatakan senang atas kedatangan rombongan ini. Bagi Banyuwangi, sektor pariwisata menjadi salah satu pengungkit sektor lainnya yang saling bersinergi dalam menumbuhkan perekonomian.
Dalam mengembangkan pariwisatanya, kata Wabup, Banyuwangi konsisten melakukan promosi daerah melalui event kreatif bertajuk Banyuwangi Festival. Tahun 2018 ini ada 77 event yang akan digelar sepanjang tahun sebagai cara mengungkit kunjungan wisatawan.
"Sedangkan untuk pengembangan obyek pariwisata, Banyuwangi tidak meniru dearah lain. Cukup memaksimalkan potensi pariwisata yang ada. Seperti gunung, pantai, perkebunan, hutan dan persawahan menjadi destinasi yang siap dikunjungi wisatawan," kata dia.
"Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Untuk akses ini, kami melengkapi infrastruktur pendukungnya. Seperti bandara dan pembangunan jalan menuju akses wisata," imbuh Wabup.
Supriyono juga mengatakan, jika pengembangan progres pariwisata katanya Banyuwangi tidak memerlukan anggaran besar, namun bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
"Nah ini yang kami juga ingin tahu bagaimana progres pariwisata di Banyuwangi yang katanya tidak memerlukan anggaran besar namun bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Banyuwangi," ungkapnya.
Supriyono yang membawa ratusan orang ini, juga ingin tahu bagaimana sinergi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyelenggaraan festival-festival tanpa melibatkan Event Organizer (EO). Termasuk sinergi SKPD dalam menuntaskan pelayanan publik yang tidak menggunakan bentuk surat menyurat, melainkan via aplikasi dalam smartphone.
"Kami juga ingin tahu semua, sehingga nantinya ilmu yang kami dapat dari Banyuwangi ini bisa kami bawa ke Tulungagung untuk membangun daerah kami agar lebih maju," ujarnya.
Menjawab pertanyaan Supriyono, MY Bramuda menambahkan, dalam menyelenggarakan festival-festival atau memberikan pelayanan publik, di Banyuwangi selalu dilakukan secara keroyokan antar SKPD.
"Semua ego sektoral masing-masing SKPD ditanggalkan. Bahkan, untuk menerima pengaduan tentang permasalahan kemiskinan kita memaksimalkan penggunaan media sosial Twitter dan facebook. Dari aduan yang diterima, lalu dilanjutkan penanganannya melalui grup WhatsApp SKPD dan Camat," katanya.