1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pancaroba, BPBD Banyuwangi Petakan Kawasan Rawan Bencana

"Mulai Bulan Novemmber ini Banyuwangi sudah memasuki musim hujan, beberapa wilayah masih masa pancaroba," kata Eka.

©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 12 November 2018 15:50

Merdeka.com, Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, memetakan titik kawasan rawan bencana saat memasuki pergantian musim dari kemarau ke penghujan di Bulan November.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Eka Muharram mengatakan, peta kawasan rawan bencana mulai banjir, longsor, angin puting beliung hingga banjir bandang dilakukan untuk mengantisipasi dan siap siaga navigasi penanganan bencana.

"Mulai Bulan Novemmber ini Banyuwangi sudah memasuki musim hujan, beberapa wilayah masih masa pancaroba. Untuk timline kejadian di musim hujan, banjir, longsor, angin puting beliung, BPBD memberikan navigasi di titik rawan bencana banjir," kata Eka Muharram, Senin (12/11).

Dari hasil pemetaan kawasan rawan, di Banyuwangi terdapat 26 desa di 11 kecamatan yang tergolong kawasan rawan banjir di musim penghujan. Kawasan tersebut ada di Kecamatan Wongsorejo di bagian utara Banyuwangi hingga Pesanggaran di kawasan selatan. Terutama, kata Eka, kawasan rawan banjir ada di daerah muara.

"Kawasan rawan banjir biasanya ada di daerah muara dan di tengah, kalau di hulu seperti Songgon, Glenmore, Kalibaru tidak rawan banjir," jelasnya.

Sementara itu, untuk kawasan dengan topografi di ketinggian atau hulu, lebih berpotensi terjadi longsor. Sebab kata Eka, tingkat kemiringan di kawasan hulu seperti Kecamatan Licin, Glagah, Kabat, Songgon, Sempu, Glenmore, dan Kalibaru memiliki tingkat kemiringan tanah 45 derajat.

"Itu daerah rawan longsor yang tingkat resiko tinggi, karena tingkat kemiringan tanah lebih 45 derajat, dan bebrapa ada perombakan lahan di sana, itu menambah potensi rawan longsornya," kata Eka.

Selain itu, untuk yang berpotensi terjadi angin kencang berada di kawasan datar.

"Untuk angin biasanya ada di daerah yang flat, di kawasan tengah mulai dari Glenmore, Genteng, Tegalsari, Ttegaldlimo, Gambiran itu rawan angin kencang, sampai Tegaldlimo, Cluring," jelasnya.

Sebagai langkah siap siaga, pihaknya mengaku sudah bersinergi dengan organisasi penanggulangan bencana di Banyuwangi. Dari 30 personil yang selalu siap siaga selama 24 jam, Eka juga mengapresiasi nilai gotongroyong masyarakat Banyuwangi.

"Kita menyiapkan personal untuk penanganan darurat bukan hanya bpbd, respons cepat penanganan. Sewaktu-waktu selama 24 jam bisa ditugaskan. Juga ada 9 organisasi relawan penanggulangan bencana, Tagana, PMI, Rapi, Senkom, dan lainnya punya komitmen dengan BPBD untuk mengerahkan anggotanya," jelasnya.

Informasi titik rawan bencana, kata Eka perlu disosialisasikan agar masyarakat bisa bekerjasama untuk saling waspada, dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Secara personil sudah siap, apalagi kegoton-groyongan Banyuwangi cukup tinggi," katanya.

(ES/MUA)
  1. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA