"Bandara Ngurah Rai tidak cukup. Ada pesawat berbadan sempit, itu terlalu mahal kalau parkir di Bali," kata Menpar Arief.
Merdeka.com, Banyuwangi - PT Angkasa Pura II (AP II) yang telah resmi menjadi operator Bandara Banyuwangi menambahkan nilai investasi pembangunan bandara kebanggaan warga Bumi Blambangan itu. Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam inagurasi penerbangan Citilink, langsung Jakarta-Banyuwangi, di Bandara Banyuwangi, Kamis (15/2).
Dari yang sebelumnya menyediakan investasi Rp 300 miliar, AP II menambahi Rp 100 miliar lagi. Pembangunan dikerjakan agar Bandara Banyuwangi mampu menjadi bagian dari gelaran pertemuan Bank Dunia (IMF) di Bali, Oktober nanti.
Akan datang 18 ribu orang gubernur bank sentral dan menteri keuangan banyak negara, sebagian menggunakan pesawat pribadi. Sehingga membutuhkan pelataran pesawat atau apron yang memadai.
Menpar Arief mengatakan pesawat berbadan ramping tidak juga tepat diparkir di apron Bandara Internasional Ngurah Rai. Maka bandara di Banyuwangi dan Lombok disiapkan menjadi penyangga menyediakan lahan apron.
"Bandara Ngurah Rai tidak cukup. Ada pesawat berbadan sempit, itu terlalu mahal kalau parkir di Bali," kata Menpar Arief.
Dia menjelaskan, AP II dengan total investasi Rp 400 miliar itu, akan membangun apron menjadi seluas 1,8 hektare. Bandara Banyuwangi bisa menerima parkir 6 pesawat berbadan ramping seperti Boeing 737-500 dan 1 pesawat berbadan lebar seperti Boeing seri 747.
Ditambah lagi paling lambat tahun 2019, Bandara Banyuwangi dijadikan bandara internasional. Tahun depan lebar landasan pacu menjadi 45 meter, sepanjang 2800 meter.
"Penerbangan internasional yang kita utamakan dengan negara tetangga, seperti Australia dan Singapura," kata Menpar Arief.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya akan sering melakukan rapat koordinasi agar Bandara Banyuwangi siap ambil bagian di even internasional Oktober nanti.
"Paling lambat tahun 2019 sudah internasional flight. Tapi diharapkan akhir 2018 sudah bisa internasional flight," kata Bupati Anas.
Dia mengatakan masuknya Citilink ke Banyuwangi sebagai respon investor pada perkembangan di daerah berjulukan The Sunrise of Java itu. Data terakhir mengatakan Banyuwangi mendapatkan 4,8 juta kunjungan orang per tahun.
"Pertumbuhan Banyuwangi dianggap bagus, prospektif bagi para investor. Misalnya Citilink yang merupakan salah satu maskapai penerbangan bintang 4 terbaik di Dunia, sekarang jadi alternatif penerbangan ke Banyuwangi," kata Anas.