"Berbeda dari etape satu yang menyajikan rute menanjak pada 10 KM terakhirnya, etape 2 ini hanya didominasi rute flat".
Merdeka.com, Banyuwangi - Setelah merampungkan etape pertama, para pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) hari ini, Kamis (27/9) akan menempuh rute sejauh 179,3 KM. Sebanyak 86 pembalap dari 25 negara akan mengikuti etape kedua ini dari Stasiun Kalibaru menuju Kantor Pemkab Banyuwangi.
Sepanjang perjalanan yang diperkirakan memakan waktu 4 jam tersebut, para rider akan melewati ruas-ruas jalan lintas kecamatan melalui kawasan perkotaan, perkebunan, persawahan, hingga pedesaan.
Chairman ITdBI Guntur Priambodo menjelaskan bahwa pada etape 2 ini merupakan etape terpanjang ITdBI. Para pembalap akan melalui lintasan yang didominasi jalur flat.
"Berbeda dari etape satu yang menyajikan rute menanjak pada 10 KM terakhirnya, etape 2 ini hanya didominasi rute flat sehingga akan lebih ketat kompetisinya. Ini kesempatan bagi pembalap sprinter untuk mencuri poin," ujar Guntur.
Diawali dari depan Stasiun Kalibaru, para pembalap akan memasuki area persawahan saat memasuki wilayah Kecamatan Tegalsari. Rider juga melintasi kelokan sungai-sungai di wilayah Kecamatan Bangorejo. Melewati permukiman padat, pasar, perkebunan jati, karet dan tebu di Kecamatan Tegaldlimo. Selanjutnya, para rider akan melalui rute flat menuju finish di depan Kantor Pemkab Banyuwangi.
"Saat start dari Kalibaru, para pebalap akan menikmati udara sejuk dan lansekap Gunung Raung saat melewati perkebunan kopi dan kakao," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mberangkatkan peserta. Stasiun Kalibaru merupakan salah satu stasiun tertua di Banyuwangi, dibangun sejak jaman penjajahan Belanda.
Kecamatan Kalibaru merupakan kecamatan di ujung barat kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini yang berada di bawah kaki Gunung Raung yang berhawa sejuk.
Kalibaru juga dikenal sebagai sentra kerajinan alat masak berbahan dasar aluminium dan stainless steel. Beragam peralatan masak mulai dandang, wajan, panci, sutil, oven kue, kompor, hingga tudung saji diproduksi oleh warga di salah satu dusun yang dikenal dengan Desa Sayangan.
"Desa Sayangan ini unik karena hampir seluruh warganya berprofesi sebagai pengrajin alat masak dan sudah turun temurun hingga tiga generasi. Potensi inilah yang ingin kami kenalkan dalam ajang ITdBI ini," kata Anas.
ITdBI 2018 digelar dalam empat etape, 26-29 September, dengan total lintasan 599 KM. Pada etape I, pembalap Australia Marcus Culey (St George Continental Cycling Team) menjadi yang tercepat dalam ITdBI 2018 dan berhak mengenakan Yellow Jersey. Culey juga menyabet polkadot jersey (raja tanjakan).
Sementara green jersey (best sprinter) diraih Matthew Zenovich asal Australia (St. George Continental Cycling Team), dan Indonesian best rider (red white jersey) diraih Selamat Juangga (KFC).
Berikut rute etape kedua. Start Stasiun Kalibaru - Glenmore – Pertigaan Tawangalun (Genteng)- Tegalsari- Karangdoro - Kebondalem - Pedotan - Ringintelu -Sukorejo – Pertigaan Kesilir – Bok Putih – Pasar Silir Krombang - Sambirejo - Bangorejo - Bulurejo – Pasar Purwoharjo – Karetan- Glagahagung- Pasar Dam 5 - Tegaldlimo -Kedungwungu - Kedungsari - Pasar Sumbekepuh - Kedunggebang – Perempatan Damtelu –Patok 11 –Plampangrejo - Kaliploso - Tampo - Benculuk - Cluring - Jajag - Gambiran –Pertigaan Sun East Mall Genteng- RTH Maron - Tegalarum- Kantor Camat Sempu- Karangsari – Parijatah Kulon - Pekulo - Kepundungan– Srono - Sukonatar –Wonosobo- Gladag- Rogojampi- Kabat - Kedayunan- Patung Kuda- Jl. Brawijaya-Jl Gajah Mada-Jl. Hayam Wuruk – Jl MH Thamrin – Jl PB Sudirman-Jl A Yani-dan finish di depan Kantor Pemkab Banyuwangi.