"Sedangkan kita untuk menaikkan dari 59 itu kan lumayan berat, sekitar 15 persen," kata Djamal.
Merdeka.com, Banyuwangi - Target perolehan total suara pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 75 persen dari jumlah pemilik hak suara terlalu berat. Target itu datang dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jatim untuk KPUD Banyuwangi.
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Partisipasi Masyarakat KPU Banyuwangi jamaludin, mengatakan saat Pemilihan Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015, didapati total suara hanya 59 persen. Sehingga pihaknya harus meningkatkannya 16 persen agar mencapai target.
"Sedangkan kita untuk menaikkan dari 59 itu kan lumayan berat, sekitar 15 persen. Padahal untuk menaikkan 5 persen saja, waduh itu sudah luar biasa (beratnya)," kata Djamal kepada Merdeka Banyuwangi, Minggu (10/6).
Daftar pemilih tetap (DPT) atau pemilik hak suara yang menentukan kompetisi antara paslon nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa–Emil Elestianto Dardak dan nomor urut 2 Syaifullah Yusuf–Puti untur Soekarno itu di Banyuwangi berjumlah 1,2 juta orang. Berarti untuk memenuhi target harus ada 900 ribu penduduk Banyuwangi yang menggunakan hak pilihnya pada Pilgub, Rabu (27/6) esok.
Djamal mengatakan kendala yang dihadapinya adalah sebagian masyarakat tidak merasa mendapat manfaat dari berlangsungnya pemilu tersebut. Dia mencontohkan pernah bertemu montir bengkel yang mengaku memilih golput karena tidak merasakan manfaat pemilu.
"Kalau yang di kota rata-rata mendengar dan menyimak (sosialisasi pemilu). Kalau sudah ke pinggir pantai, ke pinggir gunung, yang notabenenya bekerja perkebunan dan geografis yang jauh dari hal seperti itu, kalau mereka pesimis, tidak mau dengan regulasi. Kalau hujan mereka tidak mau mencoblos," katanya lagi.
Upaya yang dilakukannya salah satunya merangkul komunitas yang memiliki masa dan memberikan sosialisasi pemilu pada mereka. Selain melakukan sosialisasi dengan pertemuan langsung, dia juga mengaku menggunakan media sosial.
Selain itu 3.466 lembar alat peraga kampanye (APK) yang telah terpasang di seantero Banyuwangi diharapkan mampu menumbuhkan kemauan mayarakat untuk memilih. Kemudian memasuki hari tenang mulai Minggu (24/6) upaya sosialisasi dan kampanye harus berhenti dan apk sudah selesai dilepas.