Pendaki bisa mampir ke desa ini untuk sekedar beristirahat dan menikmati kuliner khas masyarakat lokal
Merdeka.com, Banyuwangi - Desa Banjar yang berada di jalur menuju wisata Kawah Ijen. Menjadi salah satu potensi untuk menarik wisatawan melihat kebudayaan Desa Banjar. Berawal dari Osing Culture Festival Desa Banjar akan menjadi destinasi wisata budaya. Para wisatawan Gunung Ijen bisa berkunjung sebelum melanjutkan perjalanan, atau sepulang dari mendaki.
Bupati Abdullah Azwar Anas berencana akan mengembangkan objek wisata-wisata alam di Banyuwangi. “Saya setuju ada program Banyuwangi weekend. Pentas yang menampilkan budaya sini. Kalau perlu orang sebelum naik ke Ijen bisa berhenti ke sini, bisa lihat proses pembuatan gula,” jelasnya.
Anas menjelaskan, Desa Banjar memiliki potensi wisata yang baik. Selain tradisi sadap sari aren, kekayaan kuliner tradisional berbahan dasar gula aren, masyarakat Desa Banjar kata Anas memiliki modal ramah tamah.
“Salah satu modal dari desa wisata yakni grapyak, mau menyapa orang. Sangat ramah kepada setiap orang yang hadir. Ini menjadi modal yang sangat kuat,dan sudah dimiliki masyarakat Banjar,” ujar Anas menilai.
Kedepannya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana akan memperkuat destinasi wisata berbasis alam. Masyarakat Desa Banjar yang dinilai sudah melaksanakan Osing Culture Festival tinggal menjaga rutinitas kegiatan kebudayaan setiap akhir pekan. Serta menjaga nilai-nilai tradisional dan identitas kebudayaan, seperti pohon aren, rumah khas Using dan kekayaan kulinernya.
“Air kendi sama batok yang saya minum tadi bisa juga jadi kekuatan di sini. Sambil makan tali abrem, dan makanan tradisional sini. Maka masyarakat Banjar yang sudah menggagas ini tinggal menjaga, dirutinkan kegiatannya,” lanjut Anas.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sedang bersinergi dengan Kementrian Kehutanan, BUMN, dan Pemerintah Provinsi untuk mengembangkan destinasi wisata berbasis alam. “Bila ini bersama-sama maka Insya Allah semua akses wisata alam akan kita sinergikan dan tetap dengan menjaga keasrian alam,” jelasnya.
Salah satu projeknya akan ada pembangunan kereta gantung dari Paltuding, lereng Gunung Ijen menuju puncak. “Ini sedang dikaji secara cepat. Bila ini jadi akan seperti di Swiss ada kereta gantung di atas gunung. Alas purwo dan Ijen akan segera dibenahi,” tuturnya.
Desa Banjar, selain kuat dengan tradisi kebudayaan sadap sari aren beserta kulinernya, di sana juga memiliki bentang alam yang indah. Sawah terasiring dengan kondisi berbukit-bukit membuat lokasi Desa Banjar seperti di Ubud, Bali.
Meski begitu, Anas mengatakan semua desa memiliki potensinya masing-masing untuk menjadi objek wisata. Tentunya sesuai potensi masing-masing, seperti di Desa Banjar dengan gula arennya.
“Pak Camat, Pak Kades. Kalau bisa ada Peraturan Desa (Perdes) jangan merubah rumah kuno. Kalau bisa bangunannya tetap masyarakat Using. Kalau ini bisa dijaga bisa menjadi desa yang nyaman. Ada Perdes mengendalikan,” kata Anas.