"Ini kegiatan dari provinsi, ada 11 tempat di Jatim, salah satunya di Banyuwangi. Dan Temenggungan yang dipilih," ujar Farid.
Merdeka.com, Banyuwangi - Masyarakat Kelurahan Temenggungan, Kabupaten Banyuwangi, secara bertahap sudah melakukan persiapan untuk terselenggaranya Festival Wirakarya Kampung Kelir yang akan berlangsung pada 3-6 April mendatang.
Melalui Festival ini, 1000 anggota pramuka akan mewarnai sekitar 200 rumah di Kelurahan Temenggungan dengan beragam gambar mural seperti motif batik, gandrung, wayang dan sesuai kearifan kebudayaan lokal.
Farid Isnaini, Lurah Kelurahan Temenggungan, mengatakan Festival Wirakarya Kampung Kelir merupakan program yang diselenggarakan Warda Pramuka Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi menjadi salah satu pilot project dari 11 kota di Jawa Timur, diantaranya Sidoarjo, Malang, Jombang dan Probolinggo.
"Ini kegiatan dari provinsi, ada 11 tempat di Jatim, salah satunya di Banyuwangi. Dan Temenggungan yang dipilih," ujar Farid saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (30/3).
1000 Peserta Pramuka setingkat SMA yang akan mempercantik rumah-rumah warga Temenggungan berasal dari Kota Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi sendiri.
Melalui kegiatan ini, harapannya bisa mengembangkan potensi peduli lingkungan dan menanamkan jiwa gotong-royong antara pramuka dan masyarakat. "Selain mengecat, nanti juga ada sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Kemudian penghijauan penanaman di pot-pot," ujarnya.
Selama empat hari kegiatan berlangsung, peserta pramuka akan menginap di rumah-rumah warga dan tersebar di setiap RT. Harapannya agar ada interaksi antara tamu dengan warga tentang sejarah maupun potensi di Kelurahan Temenggungan.
"Kami sudah keliling dari rumah ke rumah warga. Mereka senang dan mau di tempat menginap," ujarnya.
Merias penampilan kampung wisata
Kelurahan Temenggungan memiliki 747 KK yang berlokasi di tengah Kota Banyuwangi. Sejak 2016, Temenggungan sudah menjadi kampung wisata yang bisa menyajikan potensi seni musik jazz patrol, produk batik dan wisata sejarah.
Farid menambahkan, setelah rumah-rumah di Kampung Temenggungan dipercantik dengan gambar mural sesuai kearifan lokal, bisa membantu secara visual untuk menunjukkan sebagai kampung wisata.
"Nanti ada gambar motif batik, karena kami punya bacground kampung batik. Semua akan dicat, terutama di samping jalan, sekitar 200 rumah," ujarnya.
Selain dari Pramuka, sejumlah pemuda dari Temenggungan, Dispora dan Ansor juga akan membantu. Termasuk seniman dan pemilik industri rumahan batik di Temenggungan.
Sementara itu, Ketua Kampung Wisata Temenggungan, Eko Rastiko mendukung penuh Festival Wirakarya Kampung Kelir ini, karena bisa mendukung tampilan sebagai kampung wisata.
"Karena ini kan sudah dikenal sebagai tempat wisata, ya Alhamdulilah dengan ditunjang pramuka, bisa mendukung secara tampilan. Karena sebelumnya tidak tampak secara visual kalau ini tempat wisata," ujarnya.
Dari situ dia bersama warga sudah gotong-royong membuat contoh gambar-gambar mural di rumah warga. Seperti motif batik gajah uling, kangkung stikes dan gambar pewayangan.
Di sisi lain, Ismiati (50) salah satu warga yang rumahnya akan ditempati peserta pramuka mengatakan, ada 10 anak yang bakal menginap di rumahnya. Masing-masing anak hanya cukup membayar Rp 27 ribu untuk makan tiga kali sehari.
"Sebenarnya tidak cukup. Tapi saya dan secara umum warga sini senang, karena sudah bantu Temenggungan untuk keindahan," ujar Ibu yang juga membuka usaha rujak soto ini.