1. BANYUWANGI
  2. SENI DAN BUDAYA

Berebut berkah hingga jodoh dari bunga tarian Seblang

Penari Seblang membagikan Kembang Dermo sambil terus menari dalam keadaan dirasuki roh leluhur.

©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 07 Juli 2017 14:30

Merdeka.com, Banyuwangi - Ratusan penonton ritual tari Seblang di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi, terlihat berebut Kembang (bunga) Dermo. Bunga tersebut dipercaya bisa menjadi simbol doa kepada Tuhan untuk mendapatkan berkah dan mendekatkan jodoh.

Penari Seblang membagikan Kembang Dermo sambil terus menari dalam keadaan dirasuki roh leluhur.  Desain panggung tari Seblang yang melingkar membuat penonton cukup merapat di samping sambil menunggu Penari Seblang datang menawarkan bunga. Satu tangkai berisi tiga jenis bunga, antara lain Bunga Wongso, Sundel, dan Pecan Kuning. Tiap dua tangkai dijual Rp 5000.

“Bunga Derma, harapannya warga masyarakat Olehsari itu seperti bunga yang baunya wangi dan bisa mempunyai misalkan hasil, bisa mendermakan. Istilahnya petunjuk, warga masyarakat yang punya diberikan kepada yang kurang punya,  uangnya digunakan untuk keberlangsungan ritual Seblang,” jelas Ansori kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (6/7).

Bunga Dermo yang dibeli penonton ini, kata Ansori bisa menjadi lantaran mendekatkan diri dengan jodoh atau pasangan hidup. Selain itu, bisa menjadikan berkah untuk menolak hama penyakit bila ditaruh di area persawahan.

“Kalau jodoh itu lantaran. Kalau yakin, pasti mendapatkan jodoh. Ada teman saya. Dia sudah lama tidak segera dapat jodoh, pernah saya sarankan untuk membeli buga Dermo Seblang, akhirnya dapat jodoh. Semua itu lantaran, Tuhan yang tetap memberi petunjuk,” jelasnya.

Ritual Seblang dilaksanakan selama 7 hari setiap habis lebaran Idul Fitri. Selama menari, penari Seblang akan dirasuki roh leluhur. Ritual ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1930, untuk mengusir bagebluk dan balak (bencana) yang pernah menimpa masyarakat Desa Olehsari.

“Semenjak adanya kegiatan seblang masyarakatnya aman-aman saja. Seblang itu istilahnya, agar sebelnya hilang,” ujarnya.

(MH/MUA)
  1. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA