Usai melakukan latihan, para siswa juga akan diuji melakukan studi banding ke beberapa negara maju.
Merdeka.com, Banyuwangi - 32 siswa Intai Amfibi Diktaifib Angkatan 43 melakukan latihan praktik di pusat latihan tempur Pantai Lampon, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL (Dankodiklatal) Laksamana Muda TNI I Gusti Putu Wijamahaadi, mengatakan latihan ini dilakukan untuk menyiapkan pasukan khusus terbaik marinir.
"Ini pasukan khusus milik angkatan laut yang terpilih dengan kesehatan prima. Mereka latihan selama 10 bulan," ujar Dankodiklatal I Gusti Putu Wijamahaadi, saat meninjau lokasi latihan, Jumat (10/3).
Selama 10 bulan, para siswa diuji kemampuannya untuk melakukan Hell Week, menembak senjata ringan, menembak senjata bantuan, tahap kelautan, tahap komando hutan, tahap intai Amfibi, Lintas Medan Banyuwangi-Surabaya, Terjun Static, Terjun Bebas dan Tahap Intelijen di sejumlah wilayah latihan di Jawa Timur.
"Mereka dituntut mampu trimedia mulai laut, darat dan udara. Mereka akan melaksanakan latihan kembali ke Surabaya dengan jalan kaki," jelasnya.
Saat latihan prktik di Pantai Lampon, para siswa Intai amfibi melakukan pendakian tebing setinggi 15 meter dengan kemiringan 90 derajat. Disusul kemudian pemasangan ranjau dan membiasakan diri dengan serangan amunisi tajam di pesisir pantai. Terakhir berenang dan mendayung melawan arus ombak pantai selatan.
Usai melakukan latihan, para siswa juga akan diuji melakukan studi banding ke beberapa negara maju untuk mempelajari dan memperkuat kekuatan militer. "Agar prajurit memiliki kemampuan handal dan disegani. Terutama oleh kekuatan asing, yang selalu memperhatikan pasukan khusus kita," tambahnya.
Dalam latihan ini, para instruktur dituntut memberikan materi skil yang dimiliki. Kemudian memperhatikan kesehatan dan keselamatan selama latihan. Selanjutnya, 32 calon pasukan khusus ini akan melakukan jalan kaki mulai dari Banyuwangi menuju Surabaya.