Walau begitu menurut Muhammad Awaluddin, pihaknya tak lantas mengambil alih Bandara Blimbingsari.
Merdeka.com, Banyuwangi - Peresmian Terminal Bandara Blimbingsari saat ini masih menunggu proses sertifiksi dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Bandara dengan terminal berkonsep hijau pertama di Indonesia ini ditargetkan akan mampu menampung penumpang hingga 250 ribu orang. Terlebih setelah hadirnya penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi yang dioperasikan maskapai Nam Air. Membuat terminal lama yang terletak di sisi sebelah selatan dari lokasi terminal baru ini sudah tidak mampu lagi untuk menampung kebutuhan penumpang.
"Saat ini kita masih evaluasi. Masih kaji semuanya terkait adanya penambahan untuk ekstra flight lagi sehari menjadi tiga kali. Apalagi Garuda juga berencana masuk sini. Jadi kategori-kategori apa yang harus direkomendasikan masih kita penuhi semuanya dari kementerian," ujar Kepala Bandara Blimbingsari, Dodi Dharma Cahyadi, Jumat (16/6).
Dikatakan Dodi, saat ini kekuatan landasan pacu/ Pavement Classification Number (PCN) di Bandara Blimbingsari masih 40, belum semuanya clear 56 seperti persyaratan dan akan segera ditingkatkan. Untuk kebutuhan pemadam kebakaran sendiri saat ini masih ketegori 5, sedangkan yang diperlukan jenis pesawat bombardir milik Garuda itu harus kategori 7. Rencananya pihak Bandara Blimbingsari akan merevisi semua kebutuhan tersebut tahun depan.
Sedangkan untuk peresmian terminal, pihak bandara menunggu kesigapan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. "Kemarin ada tim dari Direktorat Bandara Udara dan Keamanan Penerbangan yang memverifikasi semua penerbangan. Dipenuhi dulu semuanya faktor-faktor yang mana direkomendasi, kalau itu sudah dipenuhi semuanya baru kita berani buka," kata Dodi.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya, seperti yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, pengelolaan Bandara Blimbingsari akan langsung dikelola oleh Angkasa Pura II. Untuk melakukan kerja sama operasi dan manajemen dalam pengelolaan bandara tersebut.
Walau begitu, menurut Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, pihaknya tak lantas mengambil alih Bandara Blimbingsari. Karena ada sejumlah aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Kementerian Perhubungan. "Bentuk pengelolaannya seperti apa masih belum tahu. Tapi mungkin ke depan akan ada sharing dari hasil pengelolaan bandara," ujarnya.
Selain itu dari segi bangunan bangunan terminal yang terdapat di Bandara Blimbingsari, menurutnya sudah bisa dikatakan layak beroperasi. Hanya terpenting apakah sudah memenuhi unsur 3S dan 1C, yaitu safety, service, security dan complaint, "Bandara yang bangunannya masih jelek itu banyak di Indonesia. Tapi dia punya unsur 3S dan 1C itu enggak? Kalau enggak, mau bagus kaya apapun tidak diizinkan beroperasi," kata Awaluddin.