1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Cerita nelayan meraup banyak rezeki di Pantai Bangsring

Para nelayan tidak lagi merusak terumbu karang.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 01 April 2016 15:58

Merdeka.com, Banyuwangi - Dulu para nelayan di Pantai Bangsring, Wongsorejo sering menggunakan bahan kimia untuk mencari ikan hias. Bahkan ada yang memakai bom ikan.

Setelah diberikan pemahaman, dalam beberapa tahun terakhir ini keadaan berubah. Para nelayan sadar apa yang dilakukan malah merusak ekosistem laut. Terumbu karang rusak dan ikan hias jadi sepi.

Pendapatan mereka terus berkurang, per hari di kisaran Rp 50 ribu. Sekarang setelah diajak melestarikan terumbu karang dan dilarang menggunakan bom ikan, keadaannya berubah. Nelayan Pantai Bangsring sekarang bisa mengantongi Rp 150 ribu.

“Ada juga yang sampai Rp 300 ribu per harinya,” kata Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB) Ikhwan Arief kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (1/4).

Pemasukan nelayan yang sudah terbilang tinggi tersebut, tidak hanya diperoleh dari mencari ikan hias. Para nelayan juga mendapat pemasukan dari wisata Pantai Bangsring. Hasil kerja keras nelayan sendiri melakukan konservasi terumbu karang, kebersihan, dan aktivitas lain untuk kebersihan Pantai Bangsring.  

Para nelayan ada yang berjualan kelapa muda, menjaga toilet berbayar, membuka penyewaan pelampung dan peralatan snorkeling, menjaga parkiran dan sebagainya.

Ke depannya, kelompok nelayan Samudera Bakti juga mengubah pola perdagangan ikan. Harga ikan tidak lagi bergantung pada pengepul (tengkulak), melainkan ditentukan oleh nelayan sendiri. Dari situ, kelompok nelayan Samudera Bakti berupaya memberikan simpan pinjam jaring untuk memutus penggunaan potassium dan bom ikan. Nelayan juga tidak bergantung lagi pada pengepul ikan.

“Kami coba ubah, harga ikan tergantung nelayan. Bukan pengepul. Sebelum itu kan enggak, para pengusaha sebagai penentu harga,” ujarnya.

Di usianya yang masih 32 tahun, Ikhwan sudah menjadi pelopor perubahan bagi nelayan di desanya. "Daripada nelayan lain, jenjang pendidikan saya lebih tinggi, tentang konservasi dan sebagainya lebih tahu. Sehingga saya terlihat dominan. Sebenarnya semua dilakukan bersama," jelasnya.

(MH/MUA)
  1. Wisata Pantai
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA